Deteksi Dini Tetap Yang Utama

Dalam berbagai penyakit keganasan, deteksi dini bisa jadi merupakan kunci kesembuhan.  Dengan deteksi dini, pengobatan pasien dapat lebih cepat dilakukan. Sayangnya, Kebanyakan kasus pasien dengan keganasan kepala dan leher datang ke dokter THT-KL pada stadium lanjut dikarenakan kurangnya deteksi dini yang dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama.

 Hal tersebut dikemukakan oleh dr. Dindy Samiadi, Sp.THT-KL(K).,F.AAOHNS.,FICS pada simposium “ Early Diagnosis And Current Tratment Paradigm In Head & Neck Surgery “ dalam rangka memperingati 2nd Head and Neck World Cancer Day 2016 yang diselenggarakan di Gedung Eyeckman Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran pada 27 dan 28 juli 2016 lalu. Acara ini terselenggara atas kerjasama PERHATI-KL Cabang  Jabar, Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL dan SMF Ilmu Kesehatan THT-KL RSHS.

Di Indonesia, sebagian besar penderita kanker datang dengan stadium lanjut yang mengakibatkan tingginya mortalitas dan moriditas, dikarenakan penatalaksanaan terapi yang belum kuat, merata di berbagai daerah, dan belum banyak yang bersifat multidisiplin. Penatalaksanaan di bidang onkologi bedah kepala leher meliputi eradikasi penyakit, mencegah rekurensi, dan mengembalikan fungsi fisiologis yang harus dimengerti oleh seorang dokter yang berkecimpung dalam bidang onkologi.

Pesatnya perkembangan ilmu kedokteran khususnya pada Ilmu Kesehatan THT-KL  ditandai dengan makin banyaknya kasus di bidang onkologi bedah kepala leher. Era  globalisasi menuntut berbagai kemajuan di bidang kesehatan, hal ini membuat seorang dokter harus mengikuti perkembangan dan inovasi tersebut terutama dalam bidang onkologi bedah kepala leher.

Ikut hadir dan membuka acara simposium “ Early Diagnosis And Current Treatment Paradigm In Head & Neck Surgery “, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat  dr. Hj. Alma Lucyati,M.Kes,M.Si,MH.Kes.  Selain simposium tersebut, kegiatan lainnya adalah deteksi dini keganasan di Bidang Onkologi Kepala Leher, Leive Surgery : Rinotomi lateral dan Total Tiroidektomi untuk dokter spesialis, workshop Rinoskopi Posterior, Laringoskopi Indirek, Nasoendoskopi, Rinolaringoskopi untuk dokter umum, presentasi poster dan pameran farmasi dan alat kedokteran. Kegiatan-kegiatan ini diikuti oleh 220 orang terdiri dari PPDS, Dokter Umum, Spesialis THT-KL,dan spesialis lainnya yang berasal dari Bandung, Cirebon, Karawang, Jakarta, Bekasi, Tasikmalaya, Sukabumi, Bogor, Banten, Serang, Pontianak, Medan, Palembang, Bali, Solo dan Surabaya.

Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengetahui deteksi dini penyakit di bidang onkologi bedah kepala leher untuk dokter umum yang berada di lini pertama kesehatan, meningktakan pengetahuan serta keterampilan para peserta dokter spesialis dalam bidang  Onkologi Bedah kepala Leher, ajang berbagi pengalaman di bidang Onkologi Bedah kepala Leher dan memberikan pengetahuan yang komprehensif mengenai standar pelayanan terbaru.***

 

 

 

Comments are closed.