Lahirnya seorang anak adalah dambaan setiap pernikahan. Kehadiran seorang anak merupakan hal yang sangat dinanti-nanti oleh hampir setiap pasangan suami istri di dunia ini. Setelah menikah, hal pertama yang pasti ditanyakan kepada sepasang pengantin biasanya “ mau punya anak berapa?” atau “mau punya anak laki-laki atau perempuan?”.

Betapa besar arti kehadiran seorang anak dalam sebuah keluarga. Rasanya sungguh menyenangkan bila rumah kita semarak dengan suara tangis dan tawa bayi. Namun apa jadinya bila setelah menikah, sang anak belum juga muncul karena sang istri tak kunjung hamil. Di luar sana masih banyak pasangan yang telah menikah bertahun-tahun namun belum juga dikaruniai anak.

Dari sekian banyak isu yang berkembang tentang belum hadirnya seorang anak dalam sebuah keluarga, isu tentang ketidaksuburan (infertilitas) adalah hal yang paling mencuat ditengah masyarakat.

Mengupas Infertilitas

Secara medis, infertilitas dibagi menjadi 2 jenis. Pertama, infertilitas primer yaitu suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun. Kedua, infertilitas sekunder yang berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.

Untuk menanggulangi masalah infertilitas ini, banyak yang menggunakan obat-obatan khusus infertilitas sebagai solusinya. Namun bila obat-obatan saja tidak mampu membantu untuk memiliki buah hati, namun tekniknologi kedokteran saat ini sudah semakin canggih. Teknologi tersebut dinamai ICSI (Intra Cytoplasmic Injection) dan Bayi Tabung (Fertilisasi In Vitro). Dari sekian banyak teknik kedokteran, teknologi bantuan reproduksi bayi tabung adalah salah satu teknik yang paling sering digunakan. Banyak pasangan suami istri yang bisa tersenyum bahagia karena berhasil mendapatkan buah hati melalui teknik bayi tabung ini.

Apa Itu Bayi Tabung?

Istilah “bayi tabung” yang dikenal dalam masyarakat pada umumnya, di dunia kedokteran dikenal dengan istilah Fertilisasi In Vitro (FIV) yang berarti proses pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa pria (bagian dari proses reproduksi manusia). Proses ini terjadi di luar tubuh. Pada fertilisasi in vitro (FIV), sel telur matang yang dihasilkan oleh sistem reproduksi istri akan dipertemukan dengan spermatozoa sang suami dalam suatu wadah berisi cairan khusus di laboratorium. Cairan yang digunakan untuk merendam serupa dengan cairan yang terdapat pada tuba wanita dengan tujuan untuk membuat suasana pertemuan antara sel telur matang dan spermatozoa senormal mungkin. Dengan demikian, keaktifan gerak spermatozoa dan kondisi optimal sel telur dapat terjaga.

Proses-proses Utama Dalam Fertilisasi In Vitro

Proses pertama dari FIV adalah  menyiapkan sel telur dan spermatozoa untuk tahap fertilisasi di laboratorium. Hal ini dimulai dengan pemberian obat-obat perangsang produksi dan pematangan sel telur wanita serta pengambilan sperma pria. Saat sel telur wanita telah matang, dilakukan pengambilan oleh dokter ahli kesuburan untuk selanjutnya ditempatkan pada sebuah tabung khusus yang steril. Di telsolasi spermatozoa dari sperma pria menghasilkan spermatozoa yang terpisah dari bahan-bahan lainnya.

Proses berikutnya adalah fertilisasi sel telur oleh spermatozoa dalam sebuah cawan khusus di laboratorium. Kehati-hatian dan keterampilan dari ahli biologi atau embriologis teramat penting dalam tahap tersebut. Embrio yang dihasilkan akan ditumbuhkan hingga cukup usia (pada umumnya 2 sampai dengan 3 hari). Selanjutnya, embrio yang telah siap ditanamkan (sekitar hari ke-2 atau hari ke-3 pasca fertilisasi) ditanamkan kembali kedalam rahim sang ibu oleh dokter ahli kesuburan. Embrio tersebut diharapkan terus tumbuh dan berkembang hingga menjadi bayi yang pada akhirnya dilahirkan oleh sang ibu.

Agar pelaksanaan setiap proses dalam FIV berjalan dengan lancar, secara rutin dan terjadwal, dokter akan melakukan proses seleksi dan persiapan. Proses seleksi dan persiapan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dan kesiapan pasangan suami istri dalam menjalani program FIV mereka datang ke klinik fertilitas. Mengapa demikian? Karena proses seleksi dan persiapan untuk FIV terdiri atas anamesis (Tanya jawab), pemeriksaan sistem reproduksi wanita, pemerikasaan dengan ultrasonografi, pemeriksaan hormonal, analisis sperma, serta konseling seputar resiko dan keberhasilan terapi infertilitas.

Tahap yang mungkin baru dilakukan setelah sepasang suami istri diindikasikan untuk menjalani program FIV adalah pemeriksaan serologis ini bertujuan memeriksa apakah sang istri atau sang suami terjangkit infeksi yang berpotensi untuk mengganggu kehamilan ataupun menyebabkan cacat lahir dari bayi yang akan dikandung sang istri.

Memilih Klinik Kesuburan

Sebuah klinik kesuburan yang melaksanakan upaya bantuan reproduksi dengan FIV, tentu harus didukung sumber daya manusia yang secara khusus mempelajari tentang fertilitas pria maupun wanita, serta penanganannya. Pertama, Klinik kesuburan tersebut harus mempunyai tenaga spesialis kebidanan dan penyakit kandungan (biasanya dikenal dengan singkatan medis : Obsgyn-Obstetrics and Gynecology), andrologi dan embriologis. Keberadaan sumber daya manusia tersebut sangat menentukan optimalnya upaya reproduksi dengan bantuan FIV.

Kedua, klinik tersebut harus mempunyai kelengkapan infrastruktur yang dirancang khusus untuk FIV hal mengenai infrastruktur yang dapat anda pertimbangkan dalam memilih klinik fertilitas adalah:

  • Tata ruang klinik fertilitas yang mencakup laboratorium, kantor hingga ruang tunggu pasien, tersusun secara rapi dan logis
  • Mengingat beberapa tahap FIV memerlukan akses yang menghubungkan ruang operasi dan laboratorium, maka biasanya terdapat penghubung yang secara efektif dapat digunakan
  • Ruang kantor / administrasi harus tersedia dan terpisah dari laboratorium
  • Bahan lantai yang digunakan dalam laboratorium biasanya menggunakan bahan yang didesain secara khusus agar mudah dibersihkan

Ketiga, pertimbangkanlah mengenai alat-alat dan bahan laboratorium di klinik kesuburan tersebut dan keempat, kita juga harus mempertimbangkan sistem administrasi dan kebijakan yang ada pada klinik kesuburan tersebut.

Mengenal Klinik Aster RSHS

Pemilihan klinik fertilitas yang tepat adalah hal yang sangat penting bagi mereka yang tertarik untuk menggunakan tehnik FIV atau bayi tabung sebagai cara mereka mempunyai buah hati. RSHS memiliki  Klinik Aster yang merupakan salah satu layanan unggulan yang dipunyai RSHS. Adapun layanan dan fasilitas yang dimiliki Klinik Aster meliputi :  klas infertilitas, ultrasonografi, pemantauan ovulasi, induksi ovulasi, laparoskopi, histeroskopi, inseminasi, analisis sperma, TESE/MESE

Klinik Aster berlokasi di gedung SOT Lantai 4 RSUP dr. Hasan Sadikin Jl. Pasteur No 38 Bandung dengan No. Telpon (022) 70813800 dan No. Fax (022) 70822025. Jam berkunjung klinik ini setiap Senin – Jumat 08.00 – 15.00 Sabtu – Minggu On call. Tingkat keberhasilan kehamilan di klinik Aster semakin hari semakin meningkat. Klinik Aster memiliki website resmi yaitu www.asterfertilityclinic.com.

Teknik FIV (bayi tabung) diharapkan mampu menjawab kegundahan mereka yang mendambakan kehadiran anak. Namun  bagaimanapun manusia hanya bisa berusaha dan berdoa. Sekeras apapun kita berusaha, pada akhirnya Tuhanlah yang menentukan.

Sumber: “Hanya 7 Hari Memahami Infertilitas “  Klinik Aster RSHS

Comments are closed.