Bandung (13/6), Shaum atau yang lebih dikenal dengan istilah puasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. RSHS mengupas mengenai manfaat puasa terhadap perbaikan penyakit-penyakit metabolik serta kesehatan kulit dalam acara open dicussion with mass media pada 13 Juni 2016. Dalam kesempatan yang sama, ahli gizi juga menginformasikan mengenai asupan gisi yang baik saat menjalankan ibadah puasa.OD juni 2016

Kegiatan yang dihadiri oleh 24 wartawan dari berbagai media massa ini menyajikan dr. Miftah Rahman, Sp.PD ( Spesialis Penyakit Dalam Sub Spesialis Endokrin), dr. Kartika Ruchiatan, Sp.KK, M.Kes ( Spesialis Kulit Kelamin ), dan Asep Munawar SKM, MKM ( Ahli Gizi ).

“ Dalam perspektif penyakit dalam manfaat berpuasa diantaranya perubahan fungsi sel, gen dan hormon saat berpuasa akan memfasilitasi pembakaran lemak. Growth gormone juga akan meningkat sebanyak 5 kali lipat yang dipicu oleh peningkatan kadar hormon ghrelin yang akan memfasilitasi pembakaran lemak dan meningkatkan massa otot, menginduksi proses perbaikan sel-sel tubuh. Perubahan dari gen dan molekul tersebut terkait dengan umur yang panjang dan perlindungan terhadap penyakit dan infeksi ” Jelas dr. Miftah.

Dr. Miftah menambahkan, selain penurunan berat badan, hormon noradrenalin pun akan meningkat kadarnya, yang akan mencegah lemak tubuh, meningkatkan metabolisme tubuh sampai 14% dan akhirnya digunakan sebagai sumber energi saat berpuasa. Dengan adanya penurunan lemak tubuh, maka manfaat lain yang akan didapat adalah menurunnya risiko menderita diabetes mellitus Tipe 2, menurunkan stres oksidatif, kolesterol dan asam urat akan membaik, meningkatkan kesehatan Jantung dan Otak serta penurunan risiko terjadinya penyakit pikun / Alzheimer’s Disease.

Adapun dalam hal kesehatan kulit, dr. Kartika menjelaskan, puasa sangat baik pengaruhnya pada perkembangan sel sehingga biasanya kulit terlihat menjadi lebih cerah. Orang yang berpuasa biasanya mengurangi makanan berlemak / kolesterol, pola makan yang sehat dapat meningkatkan kesehatan kulit dan mengurangi penyakit kulit tertentu seperti jerawat, eksim dan lain sebagainya. Adapun pernyataan bahwa kulit kering karena berpuasa, dr. Kartika menyatakan hal ini tidak terkait secara langsung. “ Sebetulnya kekurangan cairan saat siang hari berpuasa tidak akan berdampak langsung pada kekeringan kulit, karena akan tergantikan saat berbuka puasa. Kekeringan kulit lebih disebabkan oleh cuaca kering ( kemarau ), oleh karena itu saya anjurkan untuk tetap menggunakan pelembab kulit saat beraktifitas di siang hari ”. Terang dr. Kartika.

Saat berpuasa, emosi menjadi lebih terkendali, biasanya orang yang berpuasa menjadi lebih sabar dan tawakal sehingga dapat mengurangi tingkat stres. Penurunan tingkat stres ini dapat berakibat juga pada membaiknya beberapa penyakit kulit yang disebabkan oleh stres.

Manfaat puasa yang banyak tersebut akan tercapai jika kita tetap melakukan kebiasaan baik seperti saat tidak berpuasa, seperti mengkonsumsi asupan gizi seimbang, istirahat cukup dan olahraga. Dalam hal gizi, kepala instalasi Gizi RSHS, Asep Munawar menjelaskan, yang terpenting saat puasa adalah tetap memenuhi kebutuhan gizi tubuh, baik karbohidrat, protein, vitamin serat, dan lain sebagainya.

Asep membagikan tips sahur dan berbuka puasa. Saat sahur dianjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, dsb. Karbohidrat kompleks akan memberikan rasa kenyang lebih lama karena proses pencernaannya relatif lebih lambat. Tak hanya karbohidrat, zat besi, protein, lemak, juga harus diperhatikan porsinya. Akan lebih bagus lagi jika ditambah makanan cair semisal susu. Saat berbuka puasa dianjurkan dahulukan makanan yang mengandung glukosa sederhana seperti kurma yang mudah diolah oleh tubuh sehingga dengan cepat memulihkan kondisi tubuh yang kehilangan energi setelah berpuasa. Tidak dianjurkan berbuka langsung dengan susu, karena susu merupakan protein yang memiliki karakter lambat dalam proses pemecahan menjadi energi.

Pastikan makanan yang dikonsumsi saat sahur lebih lengkap kandungan gizi-nya dari pada makanan berbuka, karena pada saat sahur tubuh harus mendapatkan energi yang cukup untuk beraktivitas 13-14 jam kedepan. Sedangkan saat berbuka puasa hindari makanan berlebihan karena jika diasumsikan manusia tidur pada pukul 22.00 wib, artinya manusia hanya membutuhkan energi untuk beraktivitas selama 4 jam. Jika asupan dalam tubuh berlebihan, maka lemak akan menumpuk dalam tubuh dan bisa jadi berat badan / kolesterol / gula darah akan meningkat.

Jadi, mari ubah mindset kita bahwa puasa itu membuat lemas badan sehingga kita seringkali malas dan mengurangi aktifitas saat berpuasa. Sebaliknya, berpuasa dengan tetap menerapkan pola hidup yang baik, berpuasa akan membuat tubuh makin sehat sehingga produktifitas justru akan meningkat. Kulit-pun makin terlihat segar dan cerah sehingga dapat menjalani hari dengan lebih percaya diri.

 

Comments are closed.