Semakin muda, itulah kalimat yang pertama kali terlontar dari dr. Nirmala Kesuma, MHA, ketika ditanya berapa usia pasien HIV yang berkunjung ke Klinik Teratai RSHS. Nirmala menyebut, dari sekitar 1400 an pengunjung tetap Klinik Teratai RSHS,  maka sebagian besar dari jumlah tersebut didominasi usia dewasa muda (18-24 tahun). Hal ini tentunya sangat membuat kita miris karena ternyata dimasa muda yang seharusnya dihabiskan untuk berprestasi, ternyata remaja kita banyak yang sudah menjadi pengidap HIV-AIDS. Besar kemungkinan mereka, sudah terinfeksi HIV pada masa kanak-kanak. Ironisnya, para remaja yang berkunjung ke Klinik Teratai tersebut banyak yang masih menyembunyikan statusnya sebagai pasien HIV kepada orangtua mereka karena takut dan malu.

Tren penyebab HIV-AIDS pada tahun-tahun belakangan ini juga  mengalami pergeseran. Bila pada tahun 2004-2010 didominasi akibat penggunaan jarum suntik, maka sejak tahun 2010 penyebab terbanyak adalah karena hubungan seksual baik itu heteroseksual ataupun homoseksual. Secara umum, jumlah pasien perbulannya juga mengalami penurunan dari yang semula jumlah pasien baru rata-rata 30-40 pasien per bulan menjadi 10-20 pasien perbulan. Hal ini karena pelayanan di RSHS, pelayanan kesehatan bersifat kuratif. Penurunan ini mungkin dikarenakan adanya peraturan pemerintah bahwa setiap pelayanan kesehatan di daerah harus mampu memberii pelayanan termasuk kepada pasien HIV-AIDS. Kendati demikian, masih banyak pengunjung dari luar daerah seperti dari Bengkulu, Palu dll tetap saja berdatangan.

Nirmala menambahkan, langkah yang harus dilakukan untuk mencegah penyebaran virus HIV-AIDS adalah dengan melakukan tes HIV bagi kalangan yang beresiko tinggi seperti  mantan penasun narkoba, pekerja seks komersil, waria dan semua orang yang mengalami gejala yang mengarah pada HIV-AIDS. Gejala-gejala tersebut adalah adanya jamur di mulut, diare dan batuk yang berkepanjangan lebih dari 1 bulan serta  penurunan berat badan secara drastis dan menderita TBC. Ibu hamil juga dianjurkan utnuk melakukan tes ini. Namun demikian, kendati tes HIV itu gratis namun ada saja yang menolak untuk melakukan tes ini.

Penderita HIV-AIDS yang datang ke Klinik Teratai harus terbuka pada pasangan masing-masing dan bila pasangan ini ingin mempunyai anak, harus direncanakan. Upaya ini dilakukan untuk mencegah penularan HIV-AIDS dari ibu ke anak dan juga dari seseorang penderita HIV kepada pasangannya. Untuk menekan prevelensi HIV-AIDS maka harus dilakukan prevensi, promosi dan pemberian edukasi kesehatan di kelompok-kelompok masyarakat terutama pada kelompok SMP, SMA dan Perguruan Tinggi karena kelompok – kelompok ini adalah kelompok yang rentan. ***

 

 

Comments are closed.