Dr. Teddy: Peningkatan Peran Psikiatri, Minimalisir Stres Pada Caleg

Pemilu legislatif telah terlewati. Ratusan orang Calon Legislatif (Caleg) sedang berharap-harap cemas akan hasil resmi yang diterbitkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sekitar sebulan kedepan. Namun nyatanya berdasarkan hasil quick count sudah banyak Caleg yang mengetahui apakah ia lolos menuju parlemen atau tidak. Hal ini yang membuat banyak diberitakan mulai bermunculannya Caleg yang stress akibat mendapatkan perolehan suara yang sedikit dan jauh dari yang diharapkan.

Dokter Konsultan Kesehatan Jiwa RSHS, dr. Teddy Hidayat SpKJ(K) menjelaskan, Pemilu Legislatif, apalagi diera keterbukaan informasi seperti ini selalu menibulkan stres bagi para Caleg. Baik itu stres ringan maupun stres berat. Menurutnya, beberapa faktor yang dapat menimbulkan para Caleg stres adalah adanya persaingan antar Caleg dalam partainya, adanya persaingan dengan caleg dari partai lain, biaya politik yang sangat besar sehingga mamaksa sebagian Caleg meminjam uang ke sana-sini, adanya intimidasi lawan politik, ancaman, bahkan teror, dan lain sebagainya.

Namun, diakuinya, jika peran psikiatri lebih dilibatkan sejak awal, maka tingkat stres pada Caleg dapat diminimalisir. Psikiatri dapat menganalisa profil kepribadian para Caleg yang bisa digunakan partai untuk menyeleksi siapa bakal Caleg yang akan dipilih. Psikiatri juga dapat membantu upaya mempersiapkan mental para Caleg agar lebih percaya diri saat mencalonkan diri dan lebih cerdas saat berkampanye. Selain itu, psikiatri dapat mempelajari perilaku dan karakteristik masyarakat sehingga dapat memberi masukan cara mempengaruhi masyarakat sesuai dengan karakteristik masyarakat tersebut.

Sat hal yang lebih krusial, nampaknya peran serta psikiatri dalam pemilu sejak awal dapat membantu Caleg untuk mempersiapkan mental para Caleg menerima hasil pemilihan suara baik itu menang, maupun kalah (tidak terpilih).

Gejala stres adalah cemas yang berlebihan yang berakumulasi menjadi frustasi dan gangguan jiwa. Jumlah yang banyak dialami Caleg adalah hanya ti tahap cemas yang berlebihan. Tidak sampai kepada gangguan kejiwaan yang berat sehingga pengobatannya cukup dengan konseling (rawat jalan). Tingkat stres dapat menjadi tinggi pada Caleg yang memang telah memiliki gangguan cemas sebelumnya, dan memiliki tingkat toleransi sosial yang rendah.

Sementara menjawab pertanyaan media massa mengenai adanya ruang perawatan yang khusus disediakan RSHS untuk Caleg yang stres, dr Teddy menjawab, “Jika ada Caleg yang stres dan ingin berobat di RSHS, kami siap melayani, namun memang tidak disediakan perawatan khusus bagi Caleg” terangnya.

 

 

Comments are closed.