Makan makanan yang enak dan lezat mungkin sudah menjadi ciri-ciri dan gaya hidup masyarakat perkotaan di masa kini. Banyak sekali tersedia beraneka-ragam olahan makanan yang tidak hanya enak di lidah, tapi juga dapat menimbulkan faktor psikologis kesukaan yang dikonsumsi terus menerus. Padahal kita tidak tahu, apakah makanan yang dikonsumsi tersebut sehat dan sudah memenuhi kebetuhan nutrisi. Maka selanjutnya yang kemudian akan berpengaruh dengan tubuh adalah berat badan.

Masalah berat badan pasti selalu menjadi masalah banyak orang. Apakah dia under weight, normal, atau bahkan over weight. Namun sebetulnya, berat badan ideal itu adalah proporsional antara tinggi badan dan berat badan. Demikian disampaikan Asep Ahmad Munawar, SKM., MKM Kepala Instalasi Gizi RSHS Bandung saat ditemui redaksi Sauyunan di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.

Jika dirumuskan dalam formulasi hitungan, kita mengenal perhitungan berat badan ideal dengan sebutan Indeks Masa Tubuh (IMT). “Berat badan (Kilogram) dibagi tinggi badan (Meter), lalu dikuadratkan. Kemudian akan ditemukan hasilnya. Nanti ada standar-standarnya. 17-20 itu dikatakan normal.” tambahnya.

Asep kemudian menyampaikan bahwa seseorang dikatakan kurang atau kelebihan berat badan sebetulnya diakibatkan karena adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan nutrisi dengan makanan yang masuk. Misalnya kebutuhan kalori seseorang seharusnya 2000, tetapi kalori yang dikonsumsi mencapa 2500. Maka kelebihan 500 kalori ini akan tersimpan dalam senyawa lemak. Akan tertimbun terus menjadi lemak tubuh, terakumulasi,  dan lama kelamaan berat badannya akan bertambah. “Jadi seseorang dapat dikatakan punya berat badan lebih itu konsumsi makanannya melebihi dengan kebutuhan. Sebaliknya, seseorang punya kekurangan berat badan, mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan,” jelas Asep.

Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi masing-masing orang memang berbeda. Beberapa factor yang mempengaruhinya diantaranya tinggi badan, berat badan, umur, aktivitas, dan bahkan suhu lingkungan (kecil tapi berpengaruh). Orang yang memiliki berat badan besar dan tinggi tentu saja akan membutuhkan kalori yang lebih tinggi. “Harus dihitung dahulu status gizinya. Siapapun bisa melakukannya dengan menghitung IMT. Hitung berat badan aktual, di kalikan antara 20-25 kalori per kilogram berat badan. Hasil dari perhitungan itu adalah jumlah kalori yang dibutuhkan,” kata Asep.

Lalu apa yang harus dilakukan seseorang untuk dapat mengkontrol berat badan dan memenuhi kebutuhan nutrisinya secara seimbang. Selain factor keturunan dan hormonal, beberapa cara dapat dilakukan sesuai saran Kepala Instalasi Gizi RSHS ini Diantaranya:

  1. Ikuti Rasulullah SAW. Makan lah sebelum lapar, dan berhenti lah sebelum kenyang. Jika direnungkan, itu adalah proses keseimbangan dalam tubuh.
  2. Kurangi Ngemil, karena pada dasarnya ngemil tidak terlalu dibutuhkan tubuh. Kelebihan kalori yang dihasilkan dari ngemil akan tersimpan terus, terakumulasi dalam bentuk lemak.
  3. Lakukan olah raga secara teratur.
  4. Jika akan makan, sebaiknya dahulukan sayuran yang mengandung serat dan baik untuk usus. Dengan makan sayuran akan menimbulkan kenyang sehingga kalori yang masuk akan berkurang. Setelah makan sayuran, minum air putih atau teh agar lambung terisi dengan bahan-bahan yang tidak banyak mengandung kalori dan lemak. Setelah itu baru makan makanan lainnya
  5. Kurangi jenis makanan yang mengandung lemak.
  6. Berhenti makan 3-4 jam sebelum tidur.
  7. Bagi Anda yang kurang berat badan, makanlah makanan yang padat kalori, bisa juga disiasati dengan nutrisi seperti susu, the manis, atau madu yang tidak membuat lambung menjadi penuh namun padat kalori.

Comments are closed.