“Anakku susah makan, Anakku ga suka sayur, duh anakku maunya cuma makan mie instan”, berbagai ungkapan tersebut dan ribuan ungkapan lain banyak diungkapkan oleh ibu yang merasa khawatir akan asupan gizi anaknya, karena anaknya susah makan. Kurangnya nafsu makan anak sangat meresahkan orang tua karena asupan gizi yang baik sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan kesehatan sang buah hati.

                Memiliki hidup yang sehat adalah dambaan semua orang. Tentunya  kondisi  tersebut dapat diperoleh dengan memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik. Makan yang sehat, olah raga teratur, menjaga kebersihan diri, pola hidup teratur, dan keseimbangan dalam hidup. Suatu kebiasaan yang baik merupakan hasil dari pemahaman yang kemudian dilaksanakan secara konsisten. Semakin dini sebuah kebiasaan baik dimulai, maka semakin tertanamlah dalam diri dan menjadi karakter.

                 Metode membiasakan anak agar dapat makan secara teratur dan makan makanan bergizi akan beda dengan metode membiasakan orang dewasa. Jika kepada orang biasa kita dapat memberi edukasi yang lengkap mengenai masalah gizi, kepada anak metode yang sama tidak bisa diterapkan. Salah satu metodenya yaitu dengan pola asuh yang baik yang diterapkan oleh Rumah Parenting, sebuah grup yang memiliki visi, misi dan kegiatan yang bertujuan mewujudkan keluarga-keluarga yang bahagia dengan menyebarluaskan pengetahuan parenting.

Dengan teknik parenting ini, seorang anak dapat diajak untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan baik dengan cara yang tepat dan efektif.            Memiliki kebiasaan baik sejak dini berarti bahwa pendidikan untuk hidup sehat harus dilakukan sejak kecil. Anak perlu belajar berbagai kebiasaan baik yang bisa menunjang kesehatannya.

                 Menurut salah satu penggerak rumah parenting, dr. Zulaehah Hidayati, Teknik Parenting ini merupakan sekumpulan langkah yang harus dilakukan agar anak dapat terbentuk perilakunya ke arah yang kita harapkan. Hal ini berhubungan dengan parenting karena kebiasaan baik yang berhubungan dengan pola hidup sehat merupakan perilaku. Langkah-langkah parenting yang paling utama, saya rumuskan dalam  buku berjudul Anak Saya Tidak Nakal Kok. Dalam buku tersebut dipaparkan tentang teknik parenting menggunakan 8 langkah PARENTING.

dr. Zule, begitu ia biasa dipanggil, mengungkapkan 8 langkah teknik ini kepada tim redaksi, sebagai berikut:

Langkah 1 : P = Pengasuhan anak yang benar

Bila kita masih menggunakan cara konvensional mengasuh dan mendidik anak misalnya dengan cara memarahi, mengatur-ngatur, rajin mengkritik, dan sebagainya, hasilnya adalah perilaku anak sulit berubah. Dengan cara konvensional anak tidak memahami mengapa dia harus berperilaku tertentu. Sebaliknya, cara-cara tersebut juga membuat anak  terpancing untuk melawan arahan.

Langkah 2 : A = Anak adalah anugerah

Di langkah ini kita berusaha memahami anak yang merupakan anugerah terindah. Kita memahami mereka lahir untuk belajar berbagai macam perilaku yang baik. Kita sebagai orangtua berkewajiban untuk membimbing mereka dengan bijak dan sabar. Dengan melakukan langkah ini kita akan dapat lebih positif memandang berbagai perilaku anak yang belum sesuai harapan.

Langkah 3 : R = Redam amarah kepada anak

Satu langkah yang merupakan kunci kesuksesan pertama dari proses pendidikan yang akan dijalani adalah R. Bila kita mendidik anak dengan teknik memarahi maka anak menurut karena merasa terpaksa. Di depan kita mereka patuh, di belakang bisa jadi mereka melakukan sebaliknya. Hal lain, mendidik anak dengan memarahi akan membuat anak kita juga belajar kekerasan dalam kehidupannya.

Jadi, agar anak mudah diarahkan untuk terbiasa mencuci tangan dan semua perilaku lainnya, hindari menggunakan teknik memarahi. Lakukan langkah R di keseharian dan silakan lihat dalam beberapa hari ada perubahan. Mereka akan lebih mudah diarahkan.

Cara mengarahkan anak dalam membentuk perilaku baik adalah gabungan dari beberapa proses :

1. Pemberian pemahaman

2. Pemberian motivasi

3. Setting/latihan

4. Reward

Pemberian pemahaman dilakukan dengan menggunakan kombinasi langkah E, N, dan T agar hasilnya efektif.

Langkah 4 : E = Empati mendengarkan

Dalam memberikan pemahaman layaknya seorang customer service akan menerangkan sesuatu kepada seorang pelanggan, supaya efektif silakan lakukan langkah E dulu. Pancing dulu anak dengan sebuah pertanyaan agar dapat terjadi sebuah obrolan yang akrab. Kemudian setelah itu, baru masuk langkah N.

Langkah 5 : N = Notifikasi pembicaraan dan tindakan

Pilih kata yang tepat untuk membuat anak paham kenapa dia harus mencuci tangan sebelum makan.

Misalnya : “Nak, tangan kita penuh kuman. Coba bayangkan bila kita makan sesuatu tidak cuci tangan dulu, kuman juga kotoran bisa masuk ke perut kita. Serem yaa…”

Pastikan bahwa sebelum kita memberikan pemahaman ini, kita sudah melakukan perilaku ini secara konsisten sehingga ketika kita terangkan anak juga bisa melihat contoh yang nyata pada diri orangtua.

Langkah 6 : T = Tanamkan energi positif

Sisipkan T dalam pemberian pemahaman kita untuk membuat anak percaya diri bahwa ia bisa. Misalnya: “Bunda lihat kemarin Kamu mencuci tangan sebelum makan, itu bagus sekali. Kamu berarti anak yang suka menjaga kebersihan”.

Dengan uraian tersebut anak akan paham manfaat mencuci tangan, akibat bila hal itu dilakukan, dan juga sekaligus keyakinan bahwa ia bisa.

Selanjutnya adalah bagaimana memotivasi anak dengan menggunakan T dan membuat skenario dimana anak terarah untuk melakukannya secara teratur, misalnya diadakan acara mencuci tangan bersama setiap sebelum makan dan pastikan berikan T berupa pujian setiap anak selesai mencuci tangan.

Langkah 7 : I = Istiqomah

Langkah ini merupakan kunci kesuksesan kedua. Bila kegiatan mencuci tangan rajin dilakukan, maka pada anak akan jadi sebuah kebiasaan yang akan mendukung pola hidup sehat sejak dini.

Langkah ke-8 yaitu NG merupakan langkah khusus untuk penanganan marah atau perilaku buruk anak. Untuk menanamkan perilaku hidup sehat langkah ini tidak diterapkan pada anak.

Penulis Buku Anak Saya Tidak nakal Koq ini menyampaikan Teknik PARENTING merupakan cara yang efektif untuk mendidik hidup sehat pada anak. Bukan hanya soal makan makanan sehat, teknik ini dapat dipakai untuk menerapkan kebiasaan baik lainnya seperti melatih anak menjaga kebersihan badan, mau minum obat, makan teratur, tidak jajan sembarangan, bisa mengelola emosi, dan sebagainya. Semuanya sudah diuji coba pada kedua anaknya dan mendapatkan hasil yang jauh lebih efektif dibanding cara pengasuhan yang biasa dipakai sebelum mengenal parenting. Teknik ini efektif untuk anak usia 2-12 tahun, yaitu tahun-tahun awal ketika anak masih mudah dibentuk perilakunya. Ternyata anak adalah cerminan dari orangtuanya termasuk dalam membentuk perilaku hidup sehat.

Comments are closed.