Anak susah makan merupakan permasalahan yang sering dikeluhkan orang tua. bahkan tak jarang para ibu menjadi tertekan dan sters karena khawatir soal kecukupan gizi buah hati. lalu apa yang sebaiknya dilakukan orang tua untuk mengatasi anak yang sulit makan?

ketika sang buah hati berusia 6 bulan, para orang tua memang harus cermat memperhatikan pola makan anaknya. “pada fase ini, orang tua sudah harus memberikan makanan padat pendamping ASI. misalnya saja seperti bubur susu, sari buah, lalu bertahap ke makanan yang bertekstur lebih padat seperti nasi tim, “jelas Asep Ahmad Munawar, SKM, MKM, Kepala Instalasi Gizi RSHS bandung saat ditemui redaksi Sauyunan beberapa waktu lalu.

dalam fase ini, Asep menjelaskan bahwa pemberian jenis makan pendamping ASI tersebut harus diberikan secara konsisten. Sampai pada akhirnya di usia 12 bulan, anak sebaiknya mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga. “Dalam fase ini, mulailah perkenalkan makanan keluarga. Sehingga anak nantinya akan mulai terbiasa dengan makanan yang biasa dikonsumsi keluarga,” tambahnya.

Memang proses pengenalan makanan kepada si kecil sampai usia Batita (bayi tiga tahun) tidak selalu berjalan mulus. Asep mengatakan bahwa sifat anak dala menyikapi makanan bisa bervariasi. ketika usianya memasuki tahun-tahun pertama, seringkali ia mulai menolak makanan. Misalnya saja tidak menyukai sayur atau hanya mau makan yang itu-itu saja. Selain itu, mulai muncul kebiasaan mengemut makanannya berlama-lama atau bahkan dimuntahkan. “Ini tidak boleh dibiarkan. Anak harus selalu diingatkan,” kata Asep.

Kecenderungan anak-anak saat ini adalah seringkali menyukai makanan yang terlalu gurih atau manis, yang biasanya didapat dari makanan-makanan ringan. Asep mengatakan bahwa orang tua sebaiknya tidak memberikan makanan-makanan ringan yang tidak baik untuk masa pertumbuhannya. “Hindari makanan ringan seperti snack yang rasanya gurih. Memang yang gurih-gurih rasanya enak dan disukai si kecil. Tapi makanan seperti ini dapat menyebabkan sang anak malah menolak makanan pokoknya,” kata Asep.

faktor penyebab seorang anak susah makan, lanjut Asep, dapat disebabkan oleh faktor fisik dan faktor psikis. Faktor fisik misalnya gangguan di organ pencernaannya. sementara faktor psikis meliputi gangguan psikologis pada anak, seperti kondisi rumah, suasana makan yang kurang menyenangkan, atau anak seringkali dipaksa memakan makanan yang tidak disukai.

Ada tiga dimensi, kata Asep yang perlu diperhatikan dalam mengatasi anak susah makan. Tiga hal tersebut adalah orang tua, lingkungan dan pola asuh.

Orang Tua

Orang tua punya pengaruh dominan terhadap perilaku anak. Anak dibawah tida tahun adalah konsumen pasif dimana ia tidak bisa memilih makanan. Orang tua harus rajin, kreatif dan telaten dalam menyediakan makanan yang bergizi pada buah hatinya. Ingat, lambung si kecil belum mampu menampunga makanan terlalu banyak, jadi berikan makanan sedikit demi sedikit. Orang tua juga harus memvariasikan makanan. Cobalah buat beberapa pilihan menu makanan, lalu biarkan buah hati Anda memilih makanan yang ia sukai. Sajikan makanan dengan tampilan yang lebih menarik. Untuk melengkapi kebutuhan gizi si kecil, orang tua tetap berpedoman pada makanan 4 sehat 5 sempurna.

Lingkungan

Ciptakan lingkungan yang menyenangkan. Jadikan saat makan sang buah hati lebih menyenangkan. Hindari mengancam, menghukum, atau menakut-nakuti agar anak mau makan lebih banyak. Ini akan membuatnya merasa bahwa saat makan merupakan saat yang tidak menyenangkan. Bukan tidak mungkin menimbulkan trauma psikologis baginya.

Pola Asuh

Jadwalkan waktu makan dengan teratur agar si kecil terbiasa dengan waktu makannya. Semakin umurnya bertambah, si kecil gemar bereksplorasi dengan lingkungannya. Aktivitasnya semakin banyak dan ini mungkin membuatnya sulit untuk duduk manis dan makan dengan tenang. Orang tua harus tetap sabar dan konsisten untuk memberikan makan kepada anak. Selain itu, anak juga memerlukan contoh dari orang tua mengkonsumsi makanan sehat, maka anak juga akan mencontoh pola makan seperti orang tuanya.

Comments are closed.