“Berubah ah, mulai sekarang mau hidup sehat”

“Besok mau mulai olah raga ah”

“Duh udah mulai gemukan, besok olah raga ah”

Sering mendengar kalimat diatas? Lantas apa yang terjadi keesokan harinya? Sebagian orang mungkin konsisten dengan niatnya, sebagian lain tetap dengan kebiasaannya.

Ternyata bagi sebagian orang, olah raga merupakan hal yang sulit dilakukan. Penyebabnya bisa banyak, niat belum kuat, kurang dukungan dari keluarga, kondisi lngkungan yang jauh dari fasilitas olahraga, ataupun yang banyak jadi alasan orang adalah kesibukan.

Benarkah kesibukan dapat menghambat waktu olahraga? Ahli Rehabilitasi Medik RSUP dr. Hasan Sadikin, dr. Sunaryo BS, Sp.KFR menjelaskan, kesibukan bukan menjadi penghalang bagi orang yang ingin memulai / memperbaiki hidup sehat. Sebaliknya, orang bekerja justru lebih dituntut untuk mengatur waktunya olah raga agar daya tahan tubuh baik dan tubuh selalu bugar.

Dalam berbagai literatur, manfaat olah raga tentu sangat banyak, yang paling dominan diantaranya dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga menjauhkan dari berbagai penyakit. Manfaat pertama dari olah raga adalah meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Di masa pertumbuhan, rutinitas olah raga yang baik dapat merangsang pertumbuhan ideal, membuat postur tubuh lebih tegap dan ideal, meningkatkan daya pikir dan meingkatkan nafsu makan.

Dr. Sunaryo menjelaskan, klasifikasi olah raga terbagi tiga. Pertama, olah raga bagi orang sehat. Bagi orang sehat latihan yang dilakukan lebih ditujukan agar daya tahan tubuh tetap terjaga dan mempertahankan, bahkan meningkatkan kapasitas fungsional, sehingga tipe olah raga tidak terlalu spesifik. Kedua, olahraga bagi orang yang berisiko tinggi, seperti orang dengan diabetes, dengan osteoartritis, penyakit jantung, diabetes dll. Tujuan olah raga bagi pasien ini untuk menunjukan risiko terjadinya komplikasi penyakit dan jika sedang mengonsumsi obat dapat menurunkan penggunaan obat. Ketiga, olah raga bagi orang sakit, misal orang yang sakit stroke, pasien paska operasi, dan lain sebagainya. Untuk jenis ini tentunya olahraga/ latihan yang dilakukan sangat spesifik tergantung resep dari dokter dan sangat terukur.

 

Kelompok dengan Gaya Hidup Sedentary

Kelompok sedentary adalah golongan orang-orang yang dalam tiga bulan terakhir tidak melakukan olahraga selama 3-5 kali perminggu dengan beban yang moderate. Hampir 50% dari masyarakat perkotaan masuk dalam golongan ini.

Beberapa tulisan juga menyebut sedentary dengan istilah mager (males gerak). Berbagai fasilitas serta kemudahan masyarakat perkotaan saat ini sangat berpengaruh pada aktivitas masyarakat. Tentul kebanyakan orang tidak pernah lepas dengan kegiatan menonton televisi, bekerja di depan komputer dalam durasi lama, atau bahkan membaca buku. Kegiatan ini jika sering dan terlalu lama dilakukan akan menimbulkan pengaruh negatif bagi kesehatan. Kebiasaan ini akan berdampak buruk pada kesehatan.

Seperti yang diberitakan oleh Majalah Men’s Health di Amerika pada 2010 yang dimuat dalam website halodoc.com, pekerja kantoran memiliki risiko yang besar, meskipun mereka sudah melakukan berbagai kegiatan olahraga secara rutin. Seperti yang dikatakan Marc Hamilton, seorang fisiolog dan profesor di Pennington Biomedical Research Center di Baton Rougue, pada Men’s Health. Seorang pria yang duduk 60 jam di meja kerja tetapi masih bekerja selama 45 menit sehari lima kali seminggu masih memiliki gaya hidup yang tidak aktif. Menurut Hamilton pula, “Orang cenderung melihat aktivitas fisik pada satu kesatuan. Jauh daripada itu, kamu memerlukan olahraga supaya tubuh lebih sehat dan jauh dari gaya hidup sedentary.”

Bagi Anda yang merasa tergolong dalam kelompok ini, sebaiknya mulai merencanakan untuk membiasakan berolahraga.  Awali dengan niat yang kuat dan menyusun rencana yang matang untuk berolahraga sehingga hasilnya efektif. Pastikan Anda menentukan tujuan untuk apa Anda berolahraga. Setelah itu lakukan secara konsisten dan berkelanjutan. “yang sulit itu bukan memulai, tetapi melaksanakannya secara kontinyu,” Tambah dr. Sunaryo.

 

Secara rinci dr. Sunaryo menjelaskan tahapan untuk memilih olahraga yang baik, dengan rumus FITT

F = Frekwensi

Frekwensi olahraga setiap pasien berbeda-beda. Untuk orang sehat dan tidak memiliki faktor risiko tertentu dibutuhkan olah raga 3 – 5 kali perminggu.

I = Intensitas

Intensitas disini maksudnya beban, mulai ringan sampai berat tergantung kondisi tubuh dan kemampuan individu.

T = Time

Jumlah waktu olah raga / latihan setidaknya 20 menit (intinya, tidak termasuk pemanasan dan pendinginan). Lebih  lama lebih bagus tergantugn kondisi ondividu.

T = Type

Jenis olah raga / latihan yang akan dipilih. Ada berbagai macam jenis, tergantung dari tujuan olah raga, ada yang fokus di tangan, kaki, otot, perut dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.

Sebetulnya, kata dr. Sunaryo, selain FITT tadi penting juga memerhatikan Progreresifitas atau peningkatan. Latihan tidak boleh stagnan, harus ada peningkatanan dari waktu ke waktu. Misal jika saat ini sanggup berjalan dengan panjang 500 m, usahakan di latihan berikutnya bisa mencapai 700 meter. Jika saat ini bisa berjalan sebanyak 700 meter, usahakan berikutnya bisa mencapai 1 km, dan begitu seterusnya. Peningkatan juga bisa dari kecepatan. Jika saat ini bisa menempuh track 500 meter dengan 30 menit, kedepan diusahakan mencapai dengan 25 menit, selanjutnya 20 menit, dan begitu seterusnya. Dengan demikian daya endurans atau kebugaran individu dapat semakin meningkat.

Untuk memastikan seberapa besar kemampuan Anda untuk berolahraga dan menentukan jenis latian yang lebih efektif Anda juga bisa melakukan pemeriksaan kebugaran ke dokter rehabilitasi medik dengan pemeriksaan uji latih.

 

“Ada yang penting lagi, harusnya setiap hari terpapar sinar matahari angsung. Manusia membutuhkan sinar matahari untuk tetap sehat. Di Kota Bandung saat ini sinar matahari yang bagus sekitar pukul 10.00-13.00. cukup pastikan untuk terpapar 20 menit perhari,” Terangnya.

 

Olah Raga di Tempat Kerja

Hampir separuh kehidupan orang bekerja berada di kantor. Jika tidak bisa berolahraga sebelum pergi ke kantor, sebaiknya di sela 8 jam kerja menyempatkan setidaknya 20 menit untuk berolahraga. Yang paling mudah dengan senam peregangan, naik turun tangga, atau jalan kaki mengelilingi kantor. Sebaiknya perusahaan / institusi menyediakan sarana untuk olah raga. Baik itu dalam ruangan maupun di luar ruangan. Olah raga dalam ruangan misalnya ruang gym khusus karyawan. Jenis olahraganya bisa treadmill, argocircle, sepeda statis dll. Untuk sarana olah raga luar ruangan misal lapangan terbuka untuk senam, track jalan kaki, lapangan basket dan lain sebagainya.

Tempat kerja yang aman, bersih, sehat, dan nyaman dapat memberikan pengaruh positif dan meningkatkan produktifitas dalam bekerja. Sedangkan keselamatan kerja diwujudkan dengan tempat kerja yang aman dan sesuai dengan standar keselamatan yang telah ditentukan.

“Akan sangat baik jika perusahaan / institusi menyediakan sarana olah raga, misalnya track untuk jalan kaki yang nyaman, tidak terlalu banyak lalu lalang orang, dan terpapar sinar matahari langsung,” katanya lagi.

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments are closed.