Sambut hari lupus sedunia, RSHS bekerja sama dengan Syamsji Dhuha Foundation (SDF) selenggarakan seminar kesehatan bertajuk ‘Lupus Tak Kenal Batas’. acara yang diikuti oleh lebih dari 100 peserta ini menampilkan 2 pembicara yaitu Andri Reza Rahmadi, dr. SpPD KR M.Kes dengan tema ‘Hidup Sehat dengan Lupus dari Sudut Pandang Medis’ dan Dian Sjarief yang berbagi pengalaman ‘Belajar Hidup dengan Lupus’

Dalam paparannya, dr. andri Reza menyampaikan: “Hingga saat ini masih diperlukan sosialisasi ke amsyarakat perihal lupus. Di Indonesia, ada lebih dari 400.000 prang penyandang Systemic  Lupus Eryhematosus (SLE) atau Lupus. Lupus tak kenal batas, dapat mengenai siapapun, tidak terbatas dari usia, jenis kelamin, jebangsaan ataupun etnis tertentu. Meskipun gejala yang timbul tidak mudah dikenali hingga seringkali diduga penyakit lain, namun dapat dicermati dengan SALURI (perikSA Lupus sendiRI). Deteksi awal dan penanganan yang tepat sangat penting bagi terapi lupus. Maka, kita harus peduli untuk segera kenali dan obati Lupus. Lupus adalah penyakit yang terkait dengan sistem kekebalan tubuh bukan penyakit menular, namun dapat mengancam jiwa. Ada lebih dari 5 juta penyandang Lupus di seluruh dunia dengan pertambahan 100.000 kasus baru setiap tahunnya”.

Sementara itu, Dian Syarief menyampaikan membagikan kiat-kiatnya dalam “Belajar Bahagia Hidup dengan Lupus” : “Selain ikhtiar untuk pengobatan dan menjaga kebugaran fisik, mengubah pola pikir dan pola hidup adalah langkah pertama untuk menyadari dan menerima Lupus sebagai sahabat. Menjadikan hidup lebih bermakna dan lebih mulia angat mungkin diraih oleh para Odapus”. Dalam kesempatan ini, Ketua SDF sekaligus Orang Dengan Lupus (Odapus) ini memberi motivasi pada odapus lain bahwa Ia selalu mengingat dua hal dalam hidupnya, yaitu ‘badan boleh sakit tetapi jiwa tetap sehat’ dan ‘Sakit itu tidak harus menderita’.

“Selalu ada hal positif dalam diri kita. disamping keterbatasan fisik yang ada karena Lupus, Periksa dan gali kekuatan yang kita miliki. Lalu manfaatkan semua potensi yang ada untuk berkarya tanpa harus memperburuk kondisi kesehatan dengan keberadaan Lupus. Keep moving, keep dancing and keep shining”. Tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama SDF luncurkan senam Lupus untuk dunia yang merupakan bagian dari upaya SDF untuk dapat menemukan terapi Lupus yang aman dan efektif. Berdasarkan keterangan Dian Syarief, SDF tergerak untuk berkreasi dan memfasilitasi Odapus yang sudah lama menginginkan adalanya senam lupus bagi Odapus ini. Bekerjasama dengan tim relawan dari FPOK UPI sebagai penata gerak dan Imam Pras sebagai penata musik, terciptalah Senam Lupus yang dapat dimanfaatkan oleh Odapus dibelahan bumi manapun. Senam Lupus ini telah di upload pada youtube dan dapat diakses oleh siapapun dimanapun melalui link https://www.youtube.com/watch?v=1cuQk33EmlE

“Penyempurnaan akan terus kami lakukan, yang penting ada keberanian melahirkan sesuatu yang baru. 90% Odapus di seluruh dunia adalah wanita aktif usia produktif 15 – 45 tahun, manifestasi yang timbul di setiap Odapus beragam, salah satunya nyeri dan kekuatan sendi. Ikhtiar sehat SDF untuk tingkatkan kondisi umum Odapus adalah dengan membuat Senam Lupus ini dapat dilakukan sendiri di rumah secara rutin” tambahnya.

Comments are closed.