RSHS (28/05), Fakultas Kedokteran  Unpad selenggarakan “Seminar Sehari Tatalaksana Terkini dan Pencegahan Thalassemia” bertempat di Gedung Eijkman FK Unpad lantai 2. Hadir sebagai narasumber yaitu   Prof.Dr.Syarif Hidajat Effendi, dr.,Sp.A,(K), Dr. Susi Susanah, dr.,SpA(K), MKes, Ruswandi (YTI/POPTI Pusat), Nadjwa Zamalek, dr., SpPK(K), Dr. Lelani Reniarti, dr., SpA(K), MKes, Indra Widjaya, dr., SpPD-KHOM, Rini Yuliarti, S. Krp. Ners, Uke Muktimanah, dr., MHKes (UTD PMI kota Bandung). Seminar yang diadakan untuk memperingati Hari Thalassemia Sedunia yang jatuh setiap tanggal 17 Mei ini merupakan kegiatan rutin tahunan FK Unpad/RSHS. Seminar  ini diikuti oleh sekira 200 orang peserta yang berasal dari praktisi kesehatan, orang tua penderita thalassemia, dan masyarakat umum.

Menurut Dr. Susi Susanah, dr., SpA(K) selaku Ketua Pelaksana, acara ini merupakan bentuk sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit  thalassemia beserta upaya-upaya pencegahannya. Harapannya dapat menekan angka penderita thalassemia yang saat ini Propinsi Jawa Barat memiliki jumlah penyandang thalassemia mayor terbanyak di Indonesia.

Thalassemia merupakan kelainan darah akibat terjadinya gangguan dalam proses sintetis rantai globin dan merupakan anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara autosomal resesif. Penyakit thalassemia yang diturunkan ini merupakan penyakit genetik yang dapat dicegah. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencegah perkawinan antara sesama  pembawa sifat. Status pembawa sifat hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan darah. Dr. Susi mengatakan bahwa sudah saatnya dilakukan upaya-upaya pencegahan mengingat pengorbanan dan beban yang dialami oleh penyandang thalassemia mayor serta keluarganya, juga mahalnya biaya tatalaksana. Salah satu cara pencegahannya adalah melalui skrining thalassemia yang bertujuan untuk menurunkan jumlah bayi lahir penyandang thalassemia mayor.

Dr. Susi menambahkan, upaya pencegahan ini harus diawali dengan sosialisasi dan edukasi mengenai penyakit ini. Sampai dengan saat ini upaya menyosialisasikan penyakit ini masih minimal. Penyakit thalassemia cenderung masih diabaikan masyarakat maupun pemerintah karena tidak dikenal, Pemerintah masih sibuk menangani penyakit infeksi dan gangguan gizi. Juga masih adanya anggapan bahwa sebagai penyakit keturunan thalassemia merupakan “aib” sehingga seringkali terkesan ditutup-tutupi.

Sampai saat ini penyakit thalassemia belum dapat disembuhkan, namun dengan tatalaksana optimal kualitas dan kelangsungan hidup penyandang thalassemia meningkat.

Comments are closed.