Direksi beserta pegawai RSHS bersepeda santai untuk memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2011

Direksi beserta pegawai RSHS bersepeda santai untuk memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2011

Untuk memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun 2011, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) menyelenggarakan beberapa kegiatan sepanjang bulan Mei dan Juni 2011. Rangkaian kegiatan tersebut antara lain funbike, seminar, talkshow, dan lomba terkait program stop merokok. The last but not least, RSHS juga merencanakan pembukaan layanan stop merokok yang akan ditangani oleh para dokter spesialis (penyakit dalam, paru dan kedokteran jiwa) yang memberikan konseling dan terapi terpadu bagi masyarakat umum.

Sekda Jabar Lex Laksamana memeriahkan Kampanye Tanpa Tembakau Sedunia bersama para biker RSHS

Sekda Jabar Lex Laksamana memeriahkan Kampanye Tanpa Tembakau Sedunia bersama para biker RSHS

Tahun ini Tema Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) di Indonesia bertema “Melalui Regulasi Terbaik, Kita Lindungi Generasi Muda dari Bahaya Merokok”. Sementara WHO mensosialisasikan tema “The WHO FCTC” (Framework Convention on Tobacco Control).

Bukan hanya dalam rangka HTTS, RSHS telah lama menetapkan kawasan RSHS yang notabene menjadi Pusat Rujukan Tertinggi di Provinsi Jawa Barat sebagai Kawasan Tanpa Rokok. Hal ini sesuai Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004. Kebijakan dan program RSHS terkait pelaksanaan hal ini antara lain :

§ Dikeluarkannya Keputusan Direktur Utama RSHS No.HK.02.05/E013/2942/III/2010 tentang Ketentuan Larangan Merokok di Lingkungan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.i gangguan kesehatan seperti kanker, penyakit jantung dan penyakit akibat gangguan pernapasan karena rokok. Adapunpenduduk yang merokok pada kelompok umur 45-54 tahun 32,2% dan pada pend

§ Dibentuknya Tim Satgas Larangan Merokok RSHS (SK Dirut No. HK.03.06/C011/4398/IV/2010)

§ Sosialisasi kepada seluruh karyawan, pasien dan pengunjung melalui pemasangan rambu, teguran kepada yang merokok di lingkungan RS.

Berbicara masalah rokok, Indonesia adalah negara dengan jumlah perokok ke-3 terbesar setelah Cina dan India. Fokus Kemkes tahun 2011 ada 2 yaitu penanganan HIV/AIDS dan penyakit terkait rokok, mengingat capaian dalam kedua hal tersebut masih jauh dari harapan dan Menkes menghimbau para Gubernur untuk segera mengeluarkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di wilayah kerja masing-masing untuk bisa mengurangi jumlah perokok (Pernyataan Menkes dalam siaran pers tanggal 1 Februari 2011).

Menurut WHO rokok adalah pembunuh yang akrab di sekeliling kita, karena setiap 6 detik, satu orang meninggal akibat merokok. Konsumsi rokok dan tembakau merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya berbagai penyakit tidak menular seperti kardiovaskuler, stroke, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kanker paru, kanker mulut, dan kelainan kehamilan. Penyakit tidak menular tersebut saat ini merupakan penyebab kematian utama di dunia, termasuk di Indonesia. Pada sebatang rokok yang dibakar terkandung lebih dari 4.000 senyawa kimia, 43 di antaranya bersifat karsinogen (penyebab kanker) pada manusia dan mengandung nikotin yang bersifat adiktif.

Data RISKESDAS tahun 2010 menguraikan lebih dari sepertiga penduduk berisiko mengalamuduk laki-laki umur 15 tahun ke atas 54,1%. Data tersebut juga mengatakan 43,3 % orang Indonesia pertama kali merokok pada usia 15-19 tahun, bahkan 1,7 % memulai merokok pada usia 5-9 tahun.

Data Global Youth Survey (GYTS) Indonesia tahun 2006 menunjukkan lebih dari 1/3 (37,3%) pelajar merokok, lebih tinggi pada anak laki-laki (61,3%) dibandingkan dengan anak perempuan (15,5%).

(dikutip dari Buku Panduan HTTS 2010 Kemkes RI)

Inilah cerminan bahaya merokok yang mengancam generasi muda kita, sehingga kita perlu meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi terhadap generasi muda serta regulasi terbaik yang mendukung perlindungan terhadap generasi muda dari bahaya merokok.

Sumber: Ketua Komite Mutu & K3 RS Selaku Ketua Tim Satgas Larangan Merokok RSHS Ina Rosalina, dr. SpA(K), M.Kes., MH.Kes.

Comments are closed.