RSHS (30/01). Direktur Utama RSUP dr. Hasan Sadikin, dr. Nina Susana Dewi, Sp.PK(K) mengkonfirmasi hasil laboratorium kedua pasien terduga corona virus yang dirawat di RSHS. “Alhamdulillah hasil resmi sudah kami terima dari Litbangkes, pada keduanya dinyatakan negatif Corona virus’, Ungkapnya

Kondisi pasien WNA China, atas Tn. HGT dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut Atas, saat ini sudah baik dan sudah pulang pada 29 Januari 2020. Adapun kondisi Tuan HA dengan Infeksi saluran Pernafasan Akut Bawah saat ini masih memerlukan perawatan. “Keadaan umumnya (Tn. HA.red) kondisi baik, sudah tidak ada demam, hasil foto thorax juga menunjukan adanya perbaikan, namun masih membutuhkan perawatan di ruang isolasi, untuk perawatan selanjutnya akan kami adakan dulu pertemuan dengan tim,” Terang Ketua Tim Infeksi Khusus RSHS, dr. Yovita Hartantri, Sp.PD-KPTI.

Sejak munculnya isu mengenai virus corona ini, RSHS sudah menerima 5-6 pasien yang merasa khawatir akan kondisinya karena merasa baru pulang dari luar negeri tanpa adanya gejala-gejala terduga corona virus seperti demam, pilek, batuk dan sakit tenggorok. Hal ini merupakan gambaran keresahan pada masyarakat. Direktur Medik dan Keperawatan RSHS, dr. Nucki Nursjamsi, Sp.OT(K) menjelaskan, masyarakat tidak usah panik, ada empat kriteria yang penting untuk diketahui oleh masyarakat sehingga tidak usah semuanya langsung datang ke RSHS.

Sesuai panduan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan mengenai Deteksi dan Respon Infeksi 2019-nCoV, terkait corona ini terdapat empat kriteria.

Pertama, Orang Dalam Pemantauan, yakni:

  • Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah yang terjangkit,
  • Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di China atau wilayah lain yang terjangkit.
  • Tetapi tidak memiliki salah satu atau lebih riwayat paparan (seperti yang telah dijelaskan diatas).
  • Untuk kriteria ini cukup kontrol ke puskesmas, tidak usah dirawat dan diharapkan mengisolasi diri di rumah dengan pemantauan dari puskesmas.

Kedua, Pasien Dalam Pengawasan yakni:

  • Seseorang dengan gejala pernafasan akut seperti demam, pilek, nyeri tenggorokan dan ada riwayat pulang dari China atau negara lain yang terkonfirmasi ada yang terjangkit dan
  • Memiliki riwayat paparan : Kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV; Bekerja atau mengunjungi fasilitas yang berhubungan dengan pasien konfirmasi 2019-nCoV; atau memiliki riwayat kontak dengan hewan menular (jika hewan penular sudah teridentifikasi).
  • Atau seseorang dengan ISPA ringan sampai berat dalam waktu 14 hari sebelum sakit.
  • Untuk kriteria ini harus dirawat di rumah sakit yang memiliki fasilitas isolasi

Ketiga, Kasus Probabel, yakni kasus suspek yang diperiksa untuk 2019-nCoV tetapi inkonklusif (tidak dapat disimpulkan) atau seseorang dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus.

Keempat, Kasus Konfirmasi, yakni seseorang yang terinfeksi 2019-nCoV dengan hasil pemeriksaan laboratorium positif.

Kedua pasien yang dirawat di RSHS ini termasuk kedalam kriteria pasien dalam pengawasan. Wakil Ketua Tim Infeksi Khusus, dr. Anggraeni Alam Sp.A(K) berbagi tips hidup sehat agar terhindar dari penularan penyakit infeksi diantaranya selalu cuci tangan dengan benar baik menggunakan handrub berbasis alkohol atau air dengan menggunakan sabun; konsumsi gizi seimbang; menghindari kerumunan yang dapat memungkinkan terjadinya penularan infeksi pernafasan; etiket batuk dan bersin; memakai masker jika flu dan ganti baju setelah dari luar.

Terkait rujukan, RSHS selalu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat agar apabila terjadi satu saja gejala influenza like illness  (demam, sakit tenggorokan, batuk, pilek, sakit kepala) maka segera melapor ke Tim sehingga dapat dilayani dengan baik.

Comments are closed.