Angka kejadian orang dengan virus Zika di Singapura meningkat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan virus ini masuk ke Indonesia. Senada dengan anjuran Menteri Kesehatan, dokter subspesialis penyakit tropik dan infeksi RSHS, dr. Primal Sudjana, Sp.PD-KPTI menyampaikan, untuk sementara sebaiknya hindari dulu pergi ke Singapura.

“Pemerintah Singapura merilis, dalam satu hari sekitar 26 28 orang terinveksi virus zika, sehingga kemungkinan untuk tertular cukup besar, oleh karenanya jika ingin berlibur kesana, sementara dialihkan dulu destinasinya, kecuali memang mendesak” , terang dr. Primal.

Bagi mayarakat yang baru pulang dari Singapura, sebaiknya selalu memantau kondisi tubuh. Jika terjadi peningkatan suhu tubuh / demam, segera periksakan ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.

Disampaikan pada acara Open Discussion bersama media massa Kamis (1/9) di RSHS, virus zika menular melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, sama seperti demam berdarah ataupun cikungunya. Gejalanyapun hampir sama, yaitu demam, konjungtifitis (mata merah), sakit kepala, ruam atau merah-merah pada kulit dan nyeri otot dan sendi. Pada orang tertentu gejala yang dialami bisa saja tidak lengkap.

Memang, tidak semua yang tergigit oleh nyamuk aedes aegypti akan terjangkit virus zika, namun tentu saja kemungkinannya lebih besar daripada yang tidak tergigit. Apalagi ibu hamil, karena saat hamil daya tahan tubuh menurun, sehingga rentan terkena penyakit.

Efek dari virus ini relatif tidak besar, namun bisa berkomplikasi pada guillen bare syndrome  (GBS) yakni peradangan akut yang dapat menyebabkan kerusakan sel saraf. Efek yang cukup besar akan dirasakan jika virus ini menginfeksi ibu hamil. Ibu hamil yang terkena virus ini dapat menularkan ke janin sehingga tumbuh kembang janin pada kandungan ibu menjadi tidak optimal, diantaranya menimbulkan mikrosefalus.

Adapun pengobatannya adalah dengan pemberian obat penurun demam, istirahat yang cukup dan konsumsi cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Belum ada obat dan vaksin yang khusus untuk mengobati atau mencegah penyakit ini.

Penatalaksanaan perawatan pasien infeksi di RSHS memiliki standar operasional yang baku. Sejak tahun 2007 RSHS telah memiliki Tim Infeksi Khusus yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu. RSHS juga memiliki ruangan isolasi Flamboyan dengan bed sejumlah 8 buah, dilengkapi monitor pasien yang dapat digunakan untuk memantau kondisi pasien selama 24 jam, serta alat Pelindung Diri bagi petugas kesehatan sehingga keselamatan pasien maupun petugas kesehatan dapat terjamin.

Hal yang terpenting dilakukan untuk mencegah terinveksi virus zika adalah tetap waspada. Lakukan 3M Plus yaitu menguras, menutup, memanfaatkan barang bekas atau sarang nyamuk di sekitar kita, dan hindarkan tubuh dari gigitan nyamuk dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan, menggunakan lotion anti nyamuk, dan banyak lagi. The last but not least, selalu biasakan pola hidup sehat dan bersih (PHBS) agar daya tahan tubuh selalu terjaga. (FL)

Informasi selanjutnya dapat menghubungi Subbag Humas & Protokoler RSHS dengan No Tlp (022) 255 1101

 

Comments are closed.