Tuntutan teknologi di era globalisasi ini memang semakin tinggi.manusia dituntut untuk bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bekerja keras keras memang suatu hal yang baik untuk mengembangkan potensi diri, namun, tekanan yang berlebihan jika tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan stres dan mengganggu kesehatan. Dalam buku satu yang diterbitkan oleh Direktorat Pencegahan dan pengendalian Masalah kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan menyebutkan, Stres terkait pekerjaan adalah pola reaksi yang terjadi saat pekerja dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang tidak sesuai dengan pengetahuan, keterampilan atau kemampuan mereka, sehingga menguji daya adaptasi mereka. Ketika dipersepsikan adak ketidakseimbangan antara tuntutan dan sumber daya lingkungan atau personal, dapat timbul reaksi seperti:
• Respon fisik: Detak jantung meningkat, tekanan darah meningkat, frekuensi napas meningkat, sejalan dengan meningkatnya hormon stres seperti adrenalin dan kortisol.
• Respon emosi: merasa cemas atau mudah marah
• Respon kognitif / pikiran : berkurangnya perhatian dan persepsi, pelupa
• Respon perulaku: agresivitas, implusivitas, membuat kekeliruan
Jika reaksi stres berlangsung dalam waktu lama, ada kemungkinan akan berkembang menjadi gangguan kesehatan yang menetap dan sulit disembuhkan, seperti kelelahan kronis, masalah tulang-otot (muskuloskeletal) atau penyakit jantung pembuluh darah (kardiovaskuler.
Reaksi terhadap adanya tekanan dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya karakter seseorang seperti kepribadian, nilai, tujuan, umur, gender, tingkat pendidikan, situasi keluarga. Jika pekerja mampu menghadapi kondisi kerja yang menekan, mereka akan lebih berpengalaman dan percaya diri untuk menghadapi kondisi serupa di kemudian hari. Sebaliknya, jika terjadi reaksi stres dan masalah kesehatan, maka kemampuan pekerja untuk berkinerja baik akan berkurang dan memperburuk situasi stres, sehingga terjadi kelelahan dan ambruk (breakdown) atau burnout.
Jika merasakan stres berat karena pekerjaan, mungkin beberapa tips berikut dapat membentu:
1. Berbicara tentang apa yang dirasakan
Cari orang yang dapat dipercaya untuk berkomunikasi. Hal ini bukanlah menunjukkan kelemahan yang kita meiliki tetapi sebagai usaha untuk mengatasi stresor yang sedang dihadapi.
2. Tetap Aktif
Olah raga teratur akan membuat tubuh lebih sehat, membantu meningkatkan harga diri, konsentrasi dan tidur yang nyaman. Olah raga juga membuat pikiran dan perasaan lebih nyaman
3. Pola makan yang baik
Pengaturan pola makan yang baik berdampak penting bagi kesehatan mental karena otak membutuhkan nutrisi yang cukup dan tepat bagi aktivitasnya sehari-hari
4. Hindari Konsumsi rokok dan narkoba
Penelitian sudah sangat jelas menunjukkan efek begatif dari konsumsi rokok dan anrkoba terhadap otak dan ini bisa menjadi salah satu pemicu munculnya gangguan jiwa.
5. Memiliki hubungan yang positif
Berada dalam lingkungan keluarga dan teman yang penuh kehangatan akan sangat baik.
6. Mintalah pertolongan
Jangan ragu untuk datang ke profesional kesehatan jiwa seperti psikiater, psikolog, perawat jiwa dan dokter umum terlatih ketika mengalami suatu hal yang tidak nyaman di pikiran dan perasaan.
7. Ambil waktu senggang
Waktu sibuk padat dengan berbagai kegiatan perlu diselingi dengan waktu santai yang cukup untuk membuat tubuh kita kembali segar.
8. Lakukan hobi yang kita senangi
Ini akan sangat baik dalam mendorong kesehatan mental kita menjadi lebih baik. Bermain musik, berkebun, menyanyi, memasak, dll, sangat baik untuk dilakukan.
9. Terima diri apa adanya
Kita semua diciptakan sang pencipta sebagai individu yang unik dan tidak sama dengan lainnya. Menerima apa adanya diri kita dan terus mengembangkan potensi yang kita miliki akan membuat kita terus menjadi pribadi yang unik.
10. Peduli terhadap orang lain
Dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosial mulai dari yang paling sederhana kita sudah melakukan kegiatan berbagi yang positif. Seseorang akan merasa berharga ketika melakukan sesuatu yang bermakna bagi orang lain.