Tanggal 24 Maret 2015 lalu diperingati sebagai Hari Tuberculosis Sedunia. Tema Global peringatan Hari TB sedunia tahun ini adalah “Reach Three Million, a TB test, treatment and cure for all”, sedangkan untuk nasional peringatan ini bertema “Bebas TB, Indonesia Sehat dan Hebat”.  Dalam peringatan hari TB di Jakarta baru-baru ini, Menteri kesehatan RI mengungkapkan bahwa pencapaian indikator Millennium Development Goals atau MDG untuk pengendalian TB sudah memuaskan sejak tahun 2010. Penyebabnya adalah karena Indonesia berhasil menurunkan  insidens, prevalens, dan angka kematian akibat TB. Adapun sasaran yang harus dicapai adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat TB menjadi setengahnya di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 1990.

Tuberculosis telah menjadi penyakit yang menyeramkan bagi manusia sejak zaman dahulu. Sejarah peringatan TB ini diawali pada 24 Maret 1882 dengan ditemukannya Mycobacterium Tuberculosis oleh Robert Koch. Bakteri ini ditengarai menjadi penyebab penyakit tuberculosis. Penemuan tersebut sekaligus merupakan titik awal pemusnahan penyakit tuberculosis yang pada masa itu membunuh setiap satu dari tujuh orang di Eropa dan Amerika.

Tuberculosis ( TB ) ditularkan melalui udara ( melalui percikan dahak penderita TB ).  Ketika seorang penderita TB batuk, bersin, berbicara atau meludah, mereka dapat memercikan kuman TB ke udara. Seseorang dapat terpapar dengan TB hanya dengan menghirup sejumlah kecil kuman TB.

Penularan yang cukup mudah menjadikan TB sebagai masalah kesehatan yang sangat serius. Walaupun pada saat awal gejala –gejala ini sering tidak nampak namun kita perlu waspada bila menemukan gejala-gejala Tb seperti  ketika batuk maka terdapat darah, sesak nafas dan nyeri dada, demam atau badan berkeringat dalam waktu sebulan lebih, lemah dan lesu, adanya penurunan berat badan, serta perubahan warna urin menjadi merah atau keruh. Bila terdapat tanda-tanda seperti demikian, segerakanlah temui fasilitas pelayanan kesehatan setempat untuk memeriksakan diri dan memperoleh pengobatan. Penting untuk digarisbawahi bahwa TB dapat disembuhkan dengan minum obat sesuai standar selama 6-8 bulan.

Pemahaman masyarakat tentang pentingnya mendapatkan fasilitas pelayanan TB perlu ditingkatkan agar cita-cita Indonesia bebas TB tahun 2050 akan terwujud. Seluruh stakeholder sebaiknya melaksanakan tata laksana TB dengan sungguh-sungguh dan dilakukan oleh tenaga –tenaga kesehatan yang kompeten dan terlatih guna menghindari berbagai dampak negatif seperti resistensi obat TB, yang berakibat terjadinya TB MDR.   TB MDR  merupakan penyakit TB dimana bakteri pada pasien yang bersangkutan sudah kebal terhadap obat Rifampicin dan Isoniazid sebagai obat utama untuk penyakit ini. Di Indonesia sampai saat ini baru ada sepuluh RS yang ditunjuk sebagai pusat rujukan pasien TB MDR, salah satunya RSHS.

Comments are closed.