Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik atau lebih dikenal sebagai lupus merupakan penyakit autoimun, yaitu suatu penyakit akibat kekebalan tubuh yang berlebihan dan menyerang dirinya sendiri. Lupus dapat muncul sebagai nyeri pada sendi, gangguan pada pembuluh darah, gangguan pada ginjal, dan berbagai gejala lain. Penyakit ini tidak hanya memperberat beban hidup penderita karena pengobatan jangka panjang, namun juga berdampak pada kualitas hidup pasien sebagai anggota keluarga, terlebih karena biasanya lupus sering mengenai wanita usia produktif.
Pada penyandang lupus, terdapat risiko pada kehamilan yang lebih besar dibandingkan orang normal, diakibatkan oleh masalah pembuluh darah, penyakit yang kambuh, maupun efek samping dari obat yang dikonsumsi. Pada kondisi hamil orang dengan lupus (odapus) membutuhkan antisipasi ketat baik dari dokter maupu pasien sendiri untuk mencegah keguguran, kecacatan serta kematian janin dalam kandungan, dan mencegah komplikasi pada ibu. Hal ini disampaikan oleh Dr. Adhi Pribadi, dr. Sp.OG, M.Kes pada kegiatan Seminar Awam “Kehamilan dan Lupus: Mempersiapkan Kehamilan yang Sehat dan Persalinan yang Aman”. Seminar awam diadakan baru-baru ini di Auditorium Gedung Fresia Lantai 5, Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kegiatan yang diselenggarakan atas kerjasama Pusat Studi (PUSDI) Imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran ini menghadirkan Dr. Rachmat Gunadi Wachjudi SpPD-KR, FINASIM sebagai narasumber untuk materi “Merencanakan Kehamilan pada Odapus”, Dr. Adhi Pribadi, dr. Sp.OG, M.Kes sebagai narasumber untuk materi “Komplikasi pada Kehamilan pada Odapus dan Pencegahannya”, dan Edhyana Sahiraatmadja, MD., PhD sebagai narasumber untuk materi “Genetika pada Lupus”. Bertindak sebagai moderator pada acara ini adalah Laniyati Hamijoyo, dr., SpPD-KR., M.Kes.
Penyandang odapus dapat hamil sebagaimana wanita pada umumnya karena lupus tidak mengganggu kesuburan, namun sebaiknya kehamilan perlu direncanakan, agar mendapatkan hasil yang baik. Pada penelitian didapatkan kehamilan setelah 6 bulan keadaan penyakit tenang memberikan luaran yang baik, demikian diungkapkan dr Rachmat Gunadi. Sementara dr Edhyana menyampaikan bahwa tidak selalu ibu dengan odapus akan memiliki anak yang juga lupus, walaupun ada faktor genetik namun sifatnya poligenik dan dibutuhkan faktor-faktor lain seperti lingkungan, infeksi maupun pencetus lain yang menyebabkan individu menderita lupus.
Seminar awam ini dihadiri oleh 103 peserta yang terdiri dari Odapus dan pendampingnya. Peserta berasal dari Kota Cirebon hingga Kabupaten Pangandaran, Lampung dan juga dari Lombok . Sesi pemberian materi mengundang antusias yang cukup besar dari peserta, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan pada sesi tanya jawab dan diskusi. Pada akhir acara seminar ini, dilakukan foto dan makan siang bersama antara peserta dan pemberi materi yang menghangatkan suasana dan mempererat silaturahmi keduanya. (Argya/Lani)