Bulan ramadhan 1437 H telah datang, sebagai umat muslim, banyak hal yang harus kita persiapkan agar ibadah Shaum Ramadhan yang kita jalankan dapat optimal serta tidak mengurangi aktivitas kita sehari-hari. Selain kesiapan mental, fisik-pun harus dipersiapkan dengan baik, termasuk dalam hal pemenuhan gizi. Kepala Instalasi Gizi RSHS, Asep Munawar akan menjelaskannya dalam Bewaras edisi kali ini.
Pada bulan Puasa, umumnya terjadi pengurangan asupan makanan sebesar 10-20% dibanding pada bulan sebelumnya. Ada pola makan yang berubah saat bulan Ramadhan dari yang biasanya kita bebas makan kapan dan dimana saja di bulan – bulan sebelumnya, ketika di bulan Ramadhan ini tentunya tidak demikian. Ungkapan “ Berpuasalah agar kamu sehat ”memang benar adanya. Tentunya apabila kita mengikuti aturan berpuasa termasuk dengan sahur dan berbuka yang benar.
Sahur Sehat
Ketika akan menjalani puasa, sangat dianjurkan untuk makan sahur. Kita akan mengosongkan lambung selama kurang lebih selama 15 jam, berarti kita harus menyiapkan gizi yang cukup untuk waktu selama itu. Oleh karenanya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat sahur yaitu:
Berbuka Yang Benar
Saat berbuka puasa, sangat disarankan untuk segera buka dengan yang manis-manis karena makanan manis itu mengandung gula yang mengandung karbohidrat sederhana. Karbohidrat sederhana lebih cepat penyerapan energinya oleh tubuh dibanding dengan karbohidrat kompleks. Selama bulan ramadhan, tubuh yang sedang berpuasa telah menghabiskan energinya untuk beraktifitas. Oleh karena itu, tubuh memerlukan energi yang bisa didapat dari makanan yang mengandung kerbohidrat sederhana ini.
Tahapan berbuka yang baik adalah :
Mengapa Saya Lebih Gemuk Setelah Ramadhan ?
Banyak orang mengeluhkan berat badan mereka yang bukannya menurun namun justru meningkat saat setelah menjalani ibadah puasa Ramadhan. Mengapa bisa terjadi demikian? Ini bisa terjadi karena setelah 14-15 jam tidak makan , saat tiba berbuka kita makan seolah tanpa batas. Begitu adzan magrib berkumandang, kebanyakan dari kita terbiasa langsung buru-buru berbuka dengan makanan berat ( nasi, lauk pauk dsb ) seprti “balas dendam” , padahal dari sisi gizi itu tidak direkomendasikan karena bukanlah langkah yg baik. Kita cenderung tidak isa mengendalikan hawa nafsu dalam mengkonsumsi makanan . Padahal kelebihan makanan ini tidak bisa dirubah menjadi energi, yang akhirnya bertumpuk tersimpan dalam senyawa lemak. Keleihan inilah yang biasanya menjadi cikal bakal gangguan. Bisa berupa gangguan pencernaan, gangguan kelebihan berat adan akbiat kolesterol yang berdampat tidak baik. sehingga berat badan bukannya turun malah sebaliknya, meningkat tajam. ***