Anak yang sehat selalu menjadi dambaan orang tua. Namun, pandangan masyarakat Indonesia biasanya menyebut anak yang gemuk itu adalah anak yang sehat, sebaliknya, anak kurus sering dianggap kurang sehat. Hal ini sering membuat orangtua bimbang jika anaknya tidak gemuk, dan sebaliknya, menimbulkan kebanggaan jika anaknya gemuk. Padahal, keyakinan tersebut tidak sepenuhnya benar. Berat badan berlebih pada anak tidak selalu berarti sehat, sebaliknya dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Kegemukan terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary lifestyle.
Sedentary lifestyle merupakan gaya hidup yang tidak aktif atau tak banyak bergerak dan terlalu banyak dihabiskan dengan duduk atau berdiam diri saja. Orang dengan gaya hidup sedentary ini biasanya hanya menghabiskan waktu dengan duduk atau berbaring dan mengabiskan waktu misalnya dengan menonton TV, bermain gadjet / gawai, dan membaca. Sedentary lifestyle ini tidak hanya dialami oleh orang dewasa tetapi juga dialami oleh anak-anak.
Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan kegemukan pada anak antara lain:
Ahli Gizi RSUP dr. Hasan Sadikin, Ita Rosita, MKM, RD menjelaskan, kegemukan pada usia dewasa biasanya merupakan kelanjutan dari kegemukan pada saat kecil. Kegemukan dan obesitas pada anak yang berlanjut ke usia dewasa ini merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit metabolik dan degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker, osteoartritis, dll. Pada anak, kegemukan dan obesitas juga dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan yang sangat merugikan kualitas hidup anak seperti gangguan pertumbuhan tungkai kaki, gangguan tidur (sleep apnea) dan gangguan pernapasan lain.
Anak-anak dengan kegemukan juga dapat mengalami kesulitan gerak dan terganggu pertumbuhannya karena timbunan lemak yang berlebihan pada organ-organ tubuh yang seharusnya berkembang. Pada aspek psikologis, kegemukan juga berdampak pada menurunnya kepercayaan diri anak, terlebih jika diejek oleh teman-temannya.
Hindarikan anak dari obesitas dengan cara:
Jika anak Anda sudah masuk kedalam kategori kegemukan atau obesitas, segera evaluasi kebiasaan makan dan aktivitas anak, kembalikan ke pola hidup sehat seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan mengurangi sedentary life. Jika dibutuhkan, segera lakukan konseling gizi untuk mendapatkan edukasi mengenai asupan makan anak. Edukasi gizi bertujuan untuk mendorong perilaku yang positif terkait dengan makanan dan gizi.
Pemberian pemahaman secara dini kepada anak-anak mengenai makanan / minuman yang berisiko terhadap kelebihan berat badan sangatlah baik. Edukasi gizi secara visual dan dilakukan secara intensif lebih mudah diterima oleh anak-anak terutama yang telah memasuki usia sekolah.
Jadi, alih-alih membiarkan anak semakin gemuk dan obesitas, sebaiknya orangtua mempertahankan berat badan anak-anak pada berat badan normal agar pertumbuhan dan kesehatan anak optimal. (FLH-HUMAS RSHS)