Diabetes menjadi salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk dunia. 422 juta orang penyandang diabetes yang berusia 18 tahun di seluruh dunia atau 8,5% dari penduduk dunia. “Jumlah penderita diabetes di Indonesia menduduki peringkat ke-6 di seluruh dunia. Prevalensi diabetes semakin meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung konsumtif dan minim aktifitas fisik.
Dr. Maya Kusumawati, dr., SpPD-FINASIM saat menjadi narasumber dalam seminar awam hari diabetes sedunia menyampaikan, berdasarkan data WHO, dalam 24 jam mendatang akan ada 4110 pasien diabetes baru terdiagnosis, 614 pasien diabetes meninggal, 66 pasien diabetes menjadi buta, 122 pasien diabetes harus cuci darah dan 225 pasien diabetes harus diamputasi. Angka ini menggambarkan betapa banyak orang-orang di sekitar kita yang menderita diabetes. Dr. Maya menambahkan, saat ini telah terjadi perubahan pola penyakit, dari penyakit menular (penyakit infeksi) menjadi penyakit tidak menular.
Faktor risiko diabetes terdapat dua jenis, faktor risiko yang tidak dapat dicegah yaitu genetik, usia dan jenis kelamin. Ada juga faktor risiko yang tidak dapat dirubah diantaranya diet tidak sehat, merokok, stres, konsumsi alkohol, kegemukan dan hidup sedentari.
Terkait gizi bagi diabetesi, dr. Iman Pratama, Sp.PD juga menyampaikan mengenai pengaturan makan yang baik. Mengenai pola makan ini, masyarakat bisa membiasakan pola konsumsi sesuai prinsip “Isi Piringku” yang telah disosialisasikan Kementerian Kesehatan. Pada dasarnya isi piringku ini menitikberatkan pada pola makan yang baik, komposisi berdasarkan urutan terbanyak pada makanan kita adalah sayuran, dialnjutkan dengan nasi, protein dan buah-buahan. 3J (Jenis asupan, Jumlah asupan, Jadwal konsumsi) juga penting diperhatikan, terlebih untuk pasien yang sudah terdiagnosa Diabetes.
Prinsip 3J yaitu Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan berat badan memadai yaitu BB yang dirasa nyaman untuk seorang diabetesi, Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan hasil konseling gizi. Jenis makanan yang dikonsumsi dapat disesuaikan dengan konsep piring makan model T. Jadwal makan terdiri dari 3x makan utama dan 2-3 x makanan selingan mengikuti prinsip porsi kecil.
Hal yang tidak kalah penting bagi diabetesi adalah menjaga kesehatan kaki. Karena luka sekecil apapun dapat berisiko besar bagi diabetesi. Kerusakan pada kaki biasanya berupa kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah. Seperti yang disampaikan dokter sepsialis rehabilitasi medik, Dr. Rachmat Z. Goesasi, SpKFR, Risiko terberat dari luka di bagi diabetesi adalah amputasi. Oleh karena itu melakukan pencegahan luka menjadi salah satu cara terbaik.
Untuk merawat kaki, yang bisa dilakukan diantaranya memeriksa kondisi kaki setiap hari (bisa dilakukan setelah mandi), gunakan sepatu yang sesuai ukuran dan bentuk kaki, gunakan kaos kaki saat memakai sepatu, periksa bagian dalam sepatu sebelum memakai, Lakukan Latihan pada kaki, konsultasi ke dokter bila ada kelainan bentuk kaki, luka atau cedera.
The last but not least, aspek kejiwaan pada diabetesi. Dibutuhkan manajemen diri yang baik agar diabetesi dapat tetap hidup sehat dengan diabetes. manajemen diri menurut DR, dr. Veranita Pandia, Sp.KJ, sebaiknya diabetesi melakukan manajemen diri untuk berperilaku sehat dalam mengatasi penyakit secara efektif. beberapa hal yang harus dibiasakan adalah pola makan yang baik, aktifitas fisik, monitoring setiap perilaku, dan pengobatan teratur.
Di tengah perjalanan pengobatan diabetes, diabetesi mungkin mengalami stres. stres dimulai dari efikasi diri yang rendah sehingga menilai satu peristiwa/ kejadian hidup lebih mengancam. perasaan stres dapat meningkatkan hormon stres dan mengakibatkan gula darah naik. Untuk mengatasinya, perlu diabetesi harus senantiasa menguatkan dirinya untuk menghadapi penyakitnya, selain itu Keluarga dan teman, hubungan apsien dan penyedia layanan seperti puskesmas, rumah sakit, konselor dll sangat berpengaruh.
Diabetesi tetap bisa hidup manis. Selain memerhatikan kesehatan jasmani, penting untuk menjaga kesehatan rohani / jiwa, yaitu dengan manajemen stress, meningkatkan kemampuan ‘coping behavior‘ (kemampuan melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya, dengan tujuan menyelesaikan masalah), serta memperbaiki hubungan interpersonal dan dukungan sosial.
Peringatan Hari Diabetes Sedunia RSHS-FKUP
Divisi Endokrinologi Metabolisme dan Diabetes Mellitus RSUP dr. Hasan Sadikin, Fakultas Kedokteran UNPAD gelar seminar awam mengenai Diabetes Mellitus dengan tema “Bersama keluarga hidup manis dengan kencing manis”pada 14 November 2019. Sekitar 100 peserta mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan edukasi seperti ini sering di lakukan di lingkungan RSUP dr. Hasan Sadikin untuk mendukung program pemerintah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan ini, Direktur Umum & Operasional RSHS, drg. M. Kamaruzzaman M.Sc hadir dan mengikuti acara. Dalam sambutannya ia menyampaikan harapan agar para peserta dapat menjadi agen informasi mengenai kewaspadaan terhadap diabetes bagi keluarga dan lingkungan sehingga prevalensi diabetes dapat diturunkan. Kesehatan lingkungan kita adalah tanggung jawab bersama. Generasi Sehat, Indonesia Unggul.