Membantu Garut Tersenyum Kembali
Bencana Garut bukan hanya dirasakan oleh masyarakatnya, imbas dari banjir bandang ini turut dirasakan juga dibidang kesehatan seiring dengan rusaknya beberapa fasilitas di RSUD Slamet Garut. Untuk membantu terciptanya kembali pelayanan kesehatan, RSHS mengirimkan Tim Elektromedis ke RSUD Slamet Garut. Tercatat ada 11 orang dalam yang tergabung dalam Tim yang ikut dalam proyek recovery ini. Tenaga elektromedis RSHS turun secara bergantian dalam 4 kali pemberangkatan. Koordinator Tim Elektromedis RSHS, Indarto Julitriarso, ST.,MM.RS mengungkapkan bahwa pada saat tiba di lokasi pada Jumat (23/09), pelayanan kesehatan di RSUD tengah lumpuh khususnya di Poliklinik Rawat Jalan dan IGD akibat tergenang sisa-sisa lumpur dari luapan Sungai Cimanuk. Hal yang sama juga ditemukan pada ruang Radiologi, Dental Unit, EKG, CSSD dan OKA. Pada hari pertama ini tim melakukan pendataan ruangan mana saja yang membutuhkan recovery dan alat-alat apa saja yang bermasalah.
Seperti dituturkan Indarto, pendataan dimulai dari poliklinik dan IGD. Alat-alat kesehatan di Poliklinik yang rusak adalah alat USG, dental unit, EKG, lampu tindakan (sorot) dll. Setelah melakukan pendataan, keesokan harinya mulai dilakukan pembersihan alat-alat kesehatan yang terkena dampak banjir. Sekilas bila tampak dari luar, setelah dibersihkan di bagian luar alat-alat terlihat bersih, namun ketika dibongkar dalamnya ternyata penuh dengan sisa-sisa lumpur endapan banjir. Oleh karena itu tim lakukan pembersihan kembali dan melakukan pemasangan komponen-komponen dari alat-alat tersebut. Hasilnya, beberapa alat sudah dapat berfungsi dengan normal, hanya sayangnya ada beberapa alat yang tidak bisa diselamatkan. Setelah dilakukan penelusuran, ternyata alat-alat yang tidak bisa diselamatkan itu berada dalam posisi tersambung ke listrik (stand by) sewaktu banjir menerjang. Di IGD, selain alat yang rusak, juga ada beberapa alat yang ikut terbawa oleh banjir. .
Menangani alat-alat kesehatan yang merupakan benda elektronik memerlukan perlakuan lain karena alat ini apabila lebih dari satu minggu terkena lumpur, maka alat itu akan rusak karena lumpur tadi akan mengering, merusak komponen yang ada sehingga harus dilakukan pembongkaran segera untuk membersihkan lumpur.
Ada beberapa alkes yang karena tidak bisa diperbaiki dilokasi maka harus dibawa ke Bandung untuk ditangani oleh Agen. Lama atau tidaknya alkes diperbaiki tentunya tergantung ketersediaan sparepart. Jadi sesudah dibersihkan dan dikeringkan, alat-alat tersebut dibawa ke agen, dicocokkan komponennya. Apabila komponennya ada, maka hari itu juga dapat dipasang, tetapi jika tidak ada, biasanya harus menunggu sampai berbulan-bulan karena komponen di agen itu biasanya tidak selalu ready stok melainkan harus didatangkan. Untuk alkes, biasanya yang terdekat didatangkan dari Singapura.
Selama melakukan recovery, kesulitan dirasakan ketika buku service manual untuk perbaikan alat tidak didapati. Hal ini tentu saja menjadi hambatan, apalagi Tim juga harus memperbaiki alat-alat kesehatan yang besar.
Dalam proyek recovery ini, tim elektromedis RSHS banyak dibantu oleh tenaga dan alat-alat kerja dari IKATEMI ( Ikatan Elektromedis Indonesia) Jawa Barat. Sebagian besar alat sudah ditangani. Seluruh kegiatan yang dilakukan dilaporkan pada Kemenkes RI. Menurut rencana, recovery dilakukan hingga Kamis (29/09).
Semoga bantuan kecil ini dapat mempercepat pulihnya kembali mobilitas layanan kesehatan di RSUD. Slamet Garut sehingga masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan dapat segera terlayani sehingga Garut pun dapat tersenyum kembali. ***