OLEH :

ASRI ARUMSARI

KSM BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL

 

Sejak 1500 tahun sebelum masehi, suku Maya di Amerika Selatan  telah melakukan upaya untuk mengganti gigi yang hilang dengan memasangkan batu hitam. Sudah menjadi kebutuhan manusia  sejak jaman dahulu untuk mengganti gigi yang tanggal sebagai upaya restorasi fungsi pengunyahan, fungsi bicara dan estetik wajah  manusia.

Berbagai jenis gigi pengganti telah dikenal, yang paling dikenal adalah  gigi pengganti yang terbuat dari akrilik. Gigi pengganti ini mudah dan sederhana pembuatannya, biasa menggunakan kawat cangkolan sebagai penguat yang dikaitkan pada gigi penjangkar. Penggunaan akrilik yang mudah pecah sebagai bahan dasar menyebabkan perlunya penguatan melalui tebal dan luas permukaan sehingga terjadi kompromi pada kenyamanan.

Gigi pengganti lainnya yang dikenal adalah crown and brige atau gigi jembatan. Gigi pengganti jenis ini terbuat dari bahan porselen atau bahan lainnya yang lebih kuat. Tehnik penjangkaran pada gigi jembatan dilakukan dengan membuat mahkota pada gigi tetap di depan dan belakang gigi yang akan diganti dan kemudian dihubungkan dalam satu rangkaian. Hal ini tidak memerlukan penguatan dengan penebalan ataupun perluasan seperti pada akrilik sehingga pemakaian didi jembatan ini memiliki tingkat kenyamanan yang tinggi. Kelemahan pada tehnik ini adalah perlunya mengikis email gigi sehat untuk membuat mahkota gigi penjangkar yang­­­ terletak di depan dan belakang gigi palsu.

Pada tahun 1952, Prof. Branemak  melakukan pemasangan implan dental silinder yang merupakan tehnik implan dental modern yang telah berkembang dari beberapa dekade sebelumnya dengan berbagai tehnik yang terus berkembang. Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Branemark menunjukkan bahwa terjadi hubungan antara bahan titanium yang digunakan sebagai implan dental yang ditanam di rahang pasien dengan tulang alveolar. Hubungan ini dianggap sebagai faktor yang menentukan dalam keberhasilan pemasangan implan dental sehingga mampu menyangga mahkota gigi yang dipasang di atasnya serta menahan beban kunyah dalam penggunaannya. Penemuan Prof. Branemark ini dianggap sebagai momen yang sangat penting dalam perkembangan implan dental modern karena menjadi tonggak perkembangan implan dental secara masal.

Implan dental terdiri dari 3(tiga) bagian. Bagian pertama adalah implant fixture yang terbuat dari alloy titanium dan dipasang ke dalam tulang rahang. Bagian ke dua adalah abutment yang menghubungkan antara implant fixture dan mahkota. Bagian yang ke tiga adalah bagian mahkota gigi yang terlihat muncul dari permukaan rahang. Penjangkaran pada impant dental adalah melalui implant fixture yang tertanam pada rahang sehingga tidak diperlukan penjangkaran pada gigi lainnya. Dari segi kenyamanan, implan dental memiliki tingkat kenyamanan yang paling tinggi diantara gigi pengganti lainnya. Kelemahan dari implan dental adalah dari segi prosedur dan harga. Prosedur pemasangan implant dental harus dilakukan melalui bedah minor, tidak sesederhana pada pemasangan gigi dari bahan akrilik. Dari segi harga, pemasangan implan dental adalah yang termahal dibandingkan dengan gigi pengganti lainnya.

Pelayanan implan dental di RS DR Hasan Sadikin dilakukan sebagai pelayanan unggulan yang non-BPJS  dari KSM Bedah Mulut dan Maksilofasial. Pelayanan implant dental diharapkan meningkatkan citra rumah sakit Dr. Hasan Sadikin sebagai rumah sakit pemerintah dengan pelayanan canggih. Dari segi pembiayaan, pelayanan implan dental tidak dibiayai oleh BPJS sehingga dapat meningkatakan pendapatan rumah sakit dari sumber non-BPJS.

Hingga saat ini tehnik restorasi dental dengan penggunaan implan dental telah dilakukan untuk merestotasi kehilangan gigi karena pencabutan gigi, pengganti gigi yang tidak tumbuh ataupun restorasi gigi pada pasien setelah operasi tumor rahang. Pelayanan ini dilakukan dengan kerjasama antara KSM Bedah mulut dan Maksilofasial dengan KSM Gigi Mulut, khususnya bagian Prostodontia yang menangani pemasangan mahkota gigi setelah pemasangan implant fixture dilakukan.

Pelayanan pemasangan impan dental dapat dilakukan di poli rawat jalan, baik di poli Anggrek yang merupakan poli spesialis ataupun poli rawat jalan. Pada saat konsultasi awal, pasien akan diperiksa  kondisi lokal dental melalui pemeriksaan klinis dan radiologis melalui foto panoramik, serta pemerikaan kondisi umum sehubungan dengan rencana tindakan bedah minor. Indikasi dan kontra indikasi pada pemasangan implan dental lebih berhubungan dengan indikasi dan kontra indikasi pada tindakan pembedahan minor, sedangkan secara lokal, berhubungan dengan kualitas tulang. Penyakit-penyakit umum yang berhubungan dengan penurunan kualitas tulang menjadi kontra indikasi pemasangan implan dental.

Hal yang menjadi perhatian pada pemasangan implan dental adalah kebiasaan merokok pada pasien. Beberapa pendapat menyatakan bahwa perokok memiliki kemungkinan kegagalan pada pemasangan implan fixture dibandingan non-perokok.

Prosedur pelayanan setelah konsultasi dimulai dengan pembuatan foto panoramik dan perencanaan disain. Disain tergantung pada jumlah dan lokasi gigi yang akan diganti. Pada kasus penggantian gigi yang banyak, pemasangan implant fixture disesuaikan dengan disain mahkota yang akan dibuat. Kerjasama antara Spesialis bedah mulut dan spesialis prostodontia sangat diperlukan pada kasus ini. Bila telah disepakati, prosedur pertama adalah pemasangan dental fixture. Setelah pemasangan dilakukan, maka perlu beberapa saat untuk memulihkan luka dan membiarkan tulang rahang beradaptasi dengan titanium. Waktu yang diperlukan berbeda-beda tergantung pada kasusnya. Setelah fixture dianggap telah dapat menjangkar dengan baik, tahap berikutnya dalah pencetakan gigi sebagai persiapan untuk pembuatan mahkota. Pada tahap ini semua komponen yang berhubungan dengan estetik, akurasi dan gerakan rahang dicatat dan dikumpulkan datanya. Pembuatan mahkota dilakukan di laboratorium, setelah selesai, pemasangan dilakukan. Pemasangan mahkota dilakukan dengan menggunakan semen perekat ataupun dengan jangkar sekrup, tergantung pada kebutuhannya. Dibandingkan dengan pemasangsn fixture, pemasangan mahkota ini merupakan prosedure yang lebih sederhana bagi pasien.

Penutup

Pemasangan implan dental adalah salah satu alternatif pelayanan paling canggih untuk restorasi gigi yang hilang sehingga dapat mengembalikan fungsi pengunyahan, fungsi bicara dan estetik wajak pasien. Implan dental memberikan tingkat kenyamanan yang paling tinggi diantara tehnik restorasi gigi lainnya. Pelayanan ini dapat dilakukan di RS Dr Hasan Sadikin Bandung.

 

 

 

Comments are closed.