Pendapat demikian tidak seluruhnya salah karena janin hanya mendapat asupan energi,gizi, dan oksigen hanya dari ibu.
Beberapa penelitian membuktikan sebaliknya, yaitu pada wanita yang melakukan olah raga teratur dan terjaga kesehatannya, ternyata mengalami perbaikan dalam hal efisiensi metabolismenya selama menjalankan aktifitas olah raga. Secara umum respon tubuh terhadap peningkatan aktifitas berjalan normal yaitu: terjadi peningkatan nadi, konsumsi oksigen meningkat, peningkatan curah jantung, semuanya sebagai respon terhadap peningkatan aktifitas. Satu hal yang berbeda antara hamil dan tidak hamil, adalah pada saat hamil terjadi peningkatan volume darah yang mencapai puncaknya sebanyak 40-45 % pada saat menjelang persalinan.
Meskipun peningkatan ini bervariasi tetapi pada wanita yang rajin berolah raga memperlihatkan penambahan volume darah yang sangat bermakna. Peningkatan volume darah ini mempunyai fungsi penting:
American College of Obstetricians and Gynecologist pada tahun 1994 merekomendasikan bahwa wanita yang terbiasa berolah raga aerobik sebelum hamil boleh melanjutkan kegiatan tersebut selama kehamilan. Tetapi tidak merekomendasikan program olah raga baru atau meningkatkan intensitas olah raga. Penelitian lain memperlihatkan bahwa pada wanita yang rutin melakukan olah raga sejak sebelum kehamilan dan melanjutkan selama kehamilan dengan intensitas 50-85% dari kapasitas maksimum pada periode sebelum kehamilan, tidak berefek terhadap peningkatan keguguran spontan.
Efek lainnya adalah pada kondisi yang lebih bugar adalah mengalami masa persalinan yang lebih singkat, lebih sedikit mengalami persalinan dengan operasi sesar, dan lebih sedikit luaran janin yang buruk. Tetapi meskipun demikian rata-rata berat badan bayi yang lahir berkurang sekitar 300 gram terutama berkurangnya timbunan lemak bawah kulit. Meskipun demikian dengan kondisi yang sehat dan berpengaruh positif terhadap bayi baru lahir.
3.Tips berolah raga saat anda hamil
4.Kondisi yang tidak disarankan Melakukan Olah Raga
Kondisi tertentu dianjurkan untuk tidak melakukan olah raga terutama kondisi kehamilan dengan penyulit seperti wanita hamil dengan hipertensi, kehamilan kembar, kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat, riwayat keguguran atau persalinan prematur yang berulang, serta yang mengidap penyakit jantung, atau kehamilan dengan penyulit lainnya.
Bagaimana bila sebelum hamil tidak rutin melakukan olah raga? Pada kondisi demikian sebaiknya hindari olah raga berat dan hanya melakukan olah raga dengan berjalan kaki saja.
Selamat berolahraga.
Penulis: Dr.Adhi Pribadi,dr,SpOG(K)FM
Sumber:
Adhi Pribadi, Johanes C.Mose, Anita D.Anwar. Kontroversi Olah Raga pada ibu hamil. Dalam: buku Kehamilan Risiko Tinggi. Penerbit Sagung seto 2015. Hal 689-94.