Nyeri punggung bagian bawah merupakan masalah kesehatan yang mengganggu aktivitas. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebabnya, diantaranya ketegangan otot, osteoporosis, tumor, infeksi dan Herniasi Nukleus Pulposus (HNP). Salah satu yang banyak dirasakan masyarakat saat ini adalah HNP.

Dokter Spesialis Ortopedi RSUP dr. Hasan Sadikin, dr. Ahmad Ramdan Sp.OT(K), MKM menjelaskan, nyeri pinggang merupakan keluhan yang sering didapatkan pada pasien yang berobat ke RSHS yang disebabkan oleh HNP. Jumlah penderita HNP semakin meningkat seiring dengan adanya pergeseran pola penyakit. Jika dulu sebagian besar penyakit yang dialami oleh masyarakat Indonesia adalah penyakit infeksi, sekarang sudah bergeser ke penyakit degeneratif.

Menurut dr. Ramdan, selain pergeseran pola penyakit, terjadi juga pergeseran usia penderita HNP. “Dulu HNP banyak diderita oleh orang tua, namun saat ini banyak anak muda (usia produktif) yang sudah terdiagnosa HNP. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup dan pola kerja tidak baik,” Terangnya.

Pada usia lanjut, HNP atau dikenal dengan sebutan saraf kejepit disebabkan oleh  penuaan. Seiring bertambahnya usia, bantalan sendi akan kehilangan kadar air. Kondisi ini mengakibatkan bantalan sendi menjadi rapuh, pecah-pecah, bergeser dan tidak fleksibel. Pada usia muda, HNP diakibatkan oleh pola kerja yang tidak tepat diantaranya duduk terlalu lama, berdiri terlalu lama, naik turun tangga terlalu sering, tubuh mengalami getaran kuat terlalu lama (seperti operator mesin, driver, dan lain lain) atau bisa jadi karena jatuh dalam posisi duduk.

HNP merupakan penonjolan / pergeseran bantalan tulang belakang yang menekan saraf tulang belakang. Gejala yang sering dirasakan oleh penderita HNP adalah sakit di punggung bagian bawah atau pada bahu yang menjalar ke bagian lengan, kesemutan, lemah atau kaku otot pada salah satu tangan, dan rasa panas seperti terbakar. Jika dibiarkan, akan mengakibatkan gangguan sistem gerak bahkan kelumpuhan.

Jika Anda merasakan gejala tersebut sebaiknya di periksakan ke dokter, jangan dulu dipijat oleh orang yang tidak ahli dibidangnya, karena pijatan yang salah dapat memperburuk keadaan. HNP dapat terdiagnosa dengan pemeriksaan CT Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Proses pengobatannya bertahap, dimulai dengan pencegahan, selanjutnya pemberian obat-obatan, jika obat-obatan tidak berpengaruh, ditambah dengan melakukan fisioterapi, intervensi nyeri dan terakhir operasi. Beberapa hal yang mendasari tindakan operasi adalah jika semua modalitas terapi tidak terasa dampaknya atau gejala-gejalanya tambah berat, jika dalam waktu 3-6 bulan pengobatan yang efektif tidak ada perbaikan atau jika sudah ada gangguan saraf berat.

Cegah HNP dengan membiasakan perilaku hidup sehat, lakukan pola kerja yang baik, istirahat yang cukup, kurangi berat badan yang berlebih. Untuk yang bekerja duduk di depan komputer atau berdiri terus menerus selama berjam-jam, lakukan peregangan setiap 3 jam. Hal ini telah disosialisasikan oleh Kementerian Kesehatan RI. Peregangan diantara waktu bekerja merupakan pembiasaan aktivitas fisik di tempat kerja untuk melancarkan sirkulasi darah. Manfaatnya dapat  membantu mengendurkan ketegangan syaraf dan melatih otot agar lebih kuat sehingga tidak mudah lelah saat bekerja serta menurunkan risiko cedera tulang punggung. (FLH – Humas RSHS)

 

 

Comments are closed.