Pada 24 Maret lalu diperingati sebagai Hari Tuberculosis Sedunia. TB, penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini dapat menyerang berbagai organ terutama paru-paru. Penularan penyakit TB terjadi ketika penderita TB batuk, bersin atau berbicara sehingga kuman TB keluar melalui droplet/percikan dahak dan terhirup oleh orang lain melalui saluran pernafasan. Seseorang yang dicurigai menderita TB hendaknya melakukan pemeriksaan dahak dan pemeriksaan penunjang berupa rontgen foto dada.
Gejala utama pengidap TB paru adalah mengalami batuk berdahak selama dua minggu atau lebih serta berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik dan demam meriang lebih dari satu bulan. Gejala tambahan yang nampak adalah dahak bercampur darah, sesak nafas, badan lemas, meilase nafsu makan & berat badan menurun.
Pasien yang dinyatakan positif menderita TB harus melakukan pengobatan. Obat TB diminum setiap hari setiap pagi sebelum makan dengan air putih. Pengobatan berlangsung selama 6-8 bulan yang terbagi dalam 2 tahap.
Pasien TB harus patuh menjalani pengobatan karena keberhasilan pengobatan TB sangat bergantung pada tingkat kesadaran pasien oleh karena itu pasien harus mengkonsumsi obat secara teratur, tidak boleh terlewat satu kali pun. Jika setelah efek samping yang serius jangan hentikan obat tapi konsultasikan dengan dokter.
Lalu akibatnya jika tidak patuh pada jadwal minum obat ?
Yang terjadi adalah pasien mengalami TB resisten obat atau disebut juga MDR-TB (Multi Drug Resistence-Tuberculosis), akan terjadi kegagalan pengobatan oleh karena itu pengobatan harus diulangi dari awal dengan jangka waktu pengobatan yang lebih lama.
(Sumber : Instalasi Farmasi RSHS)