Libur panjang natal dan tahun baru diprediksi dapat meningkatkan jumlah kasus Covid-19 sebesar 20-30%. Untuk mengantisipasi ini, RSHS telah membuat beberapa skenario. Jika pasien melonjak hingga 30 – 50%, maka RSHS akan menambah kapasitas sebanyak 40 bed yang bertempat di lantai 5 Gedung Kemuning (memfungsikan seluruh gedung menjadi ruang perawatan khusus Covid-19) sehingga total berjumlah 195 tempat tidur.

Jika lonjakan pasien mencapai 50 -100%, maka RSHS akan memfungsikan ruang rawat noncovid yang berada di sekitar Gedung Kemuning sebagai ruang perawatan Covid-19. Ruang yang ditambah terdiri dari ruang isolasi biasa dan ICU sehingga bisa mencapai total 249 tempat tidur dengan 15 ICU.

Sementara apabila pasien melonjak sampai 100% dari biasanya, RSHS sudah memikirkan alternatif lain dengan memfungsikan gedung perawatan lain yang berada di RSHS sehingga pasien tertampung dan dapat dilayani dengan baik.

“Hal lain juga yang sedang disiapkan juga adala SDM, tentu kami harus menyesuaikan dengan jumlah perawat. Kami konsultasikan dengan kementerian kesehatan, mungkin meminta ke BPSDM atau Pusdatin. Untuk Obat, kami sudah sediakan stok hingga 3 bulan kedepan, dan akan ditambah dengan stok yang sudah dianggarkan di 2021. Itu semua skenario yang kami persiapkan, namun tentunya harapan kita semua agar lonjakan kasus covid ini tidak terjadi,” Terang dr. Nina Susana Dewi, Direktur Utama RSHS.

 

110-120 Kasus Perhari

Dalam tiga bulan terakhir RSHS kasus covid-19 di RSHS mencapai rata-rata 110-120 kasus setiap harinya, terdiri dari kasus suspect dan terkonfirmasi. Jumlah yang sangat banyak jika dibandingkan dua bulan sebelumnya yang rata-rata mencapai 30 kasus perhari. Sementara jumlah total kasus covid-19 yang telah ditangani RSHS sejak awal hingga berita ini diturunkan mencapai 2075 pasien.

Saat ini RSHS memiliki gedung khusus perawatan bagi pasien yang Covid-19 bernama Gedung Kemuning yang terdiri dari 5 lantai. Lantai 1 – 4 telah beroperasional dengan total 155 tempat tidur dengan 11 ICU dengan Bed Occupancy Rate (BOR) ICU sudah mencapai 91% sementara BOR ruang isolasi sekitar 70 – 80%. Adapun untuk lantai 5, sedang dalam proses persiapan sehingga dapat digunakan di awal tahun 2021.

Untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus covid-19, kepada masyarakat dr. Nina berpesan agar masyarakat selalu dapat menerapkan 3T. Test, Tracing dan Treatment. Tentu berbagai institusi kesehatan termasuk RSHS sudah melakukan hal ini. Di RSHS sendiri sudah melakukan swab masal pada September 2020, terhadap 4000 orang pegawai yang berada di RSHS denagn positivity rate 0,3%. Hal ini menunjukkan upaya pencegahan penularan virus Covid-19 di RSHS berjalan dengan baik. Tetapi ternyata dengan adanya libur di awal November, terlihat adanya peningkatan positivity rate menjadi sebanyak 2,8%. Setelah dilakukan pengkajian, ternyata para pegawai ini bukan terpapar dari proses pelayanan dari Covid-19, melainkan didapat dari luar rumah sakit. Ada yang dari komunitas, keluarga, pergi ke luat kota dengan angkutan umum, kerumunan, dan lain sebagainya.

Dr. Nina menghimbau masyarakat untuk turut berperan secara aktif dalam melakukan upaya pencegahan penularan terhadap diri sendiri dan orang-orang yang disayangi dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Untuk hal lain, tetaplah menjaga Aman, yakni selalu menerapkan 3M, jauhi kerumunan, dan lain-lain, Iman, yaitu dengan meningkatkan ibadah kita dan lebih mendekatkan diri dengan Allah SWT dan menjaga Imun yaitu dengan istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi secara teratur, olahraga secara teratur dan lain-lain.

“Dengan adanya libur ini, sepertinya yang paling aman adalah diam di rumah, tidak keluar kota apalagi mengunjungi kerumunan. Semoga kasus Covid-19 di Indonesia khususnya di Jawa Barat selalu menurun,” Imbuhnya.

 

 

 

 

 

Comments are closed.