Kotoran dalam telinga tak selamanya berarti buruk. Kepala KSM Ilmu Kesehatan THT-KL RSHS, Dr. Lina Lasminingrum Sp.THT-KL(K) mengungkapkan fakta bahwa sebenarnya kotoran telinga yang biasanya berminyak, berwarna kecoklatan dan berbau itu ternyata berguna untuk mencegah serangga agar tak mudah masuk kedalam telinga. Tak hanya itu, minyak yang melapisi liang telinga dengan keasaman tertentu membuat bakteri tidak gampang masuk ke telinga. Oleh karena itu, kondisi telinga yang benar-benar bersih tanpa kotoran  sebenarnya kurang baik karena tidak adanya kotoran sebagai “pengaman” kecuali  apabila kotorannya memang sudah penuh, maka kotoran tersebut harus dikeluarkan meskipun sebenarnya telinga mempunyai sistem pembersihannya sendiri.

Saat ini, mengorek kotoran telinga menggunakan cotton bud merupakan cara yang populer di masyarakat dalam membersihkan kotoran pada telinga. Padahal penggunaan cotton bud ini bukanlah hal yang baik karena dapat membahayakan telinga.

Telinga merupakan organ yang penting yang harus dijaga baik kesehatan maupun fungsinya. Di dalam telinga terdapat gendang telinga yang letaknya 2 cm hingga 2,5 cm dari liang telinga. Bisa dibayangkan pendeknya jarak tersebut sehingga apabila kotoran tersebut dikorek dan kemudian terdorong ke dalam, dikhawatirkan akan terkena gendang telinga dan merusaknya. Jadi sekali lagi perlu digaris bawahi, mengorek-ngorek telinga dapat membahayakan telinga.

Untuk membersihkan telinga yang aman, mintalah bantuan dokter untuk membersihkannya. Frekuensi pembersihan ini idealnya dilakukan 6 bulan sekali. Saat  membersihkan telinga, kita juga bisa sekaligus memeriksakan fungsi pendengaran kita. ***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments are closed.